Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sor Ride mengadakan aksi DJ sambil bersepada.
Komunitas ini melakukan kegiatan seru-seruan dengan bersepeda.
Kegiatan mereka menginspirasi anak muda di sejumlah daerah.
Gema musik elektrik hadir di tengah keramaian warga yang berolahraga di hari bebas kendaraan bermotor (car-free day) di kawasan Senayan, Jakarta, pada Ahad pagi, 16 Juli lalu. Suara musik bak di klub malam itu bersumber dari sepeda kargo yang digowes DJ Caplin. Pria berperawakan kurus itu dengan terampil me-remix lagu melalui turntable yang terpasang sambil menggowes sepeda berkelir hijau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan bantuan pengeras suara, musik mengiringi pesepeda yang hadir di acara DJ on Bike tersebut. Aksi gowes sambil nge-DJ ini digagas komunitas Sor Ride dalam rangka mempromosikan sebuah merek kopi instan. "Biar awareness orang bisa tertarik, temanya pakai DJ on Bike, terus mutar-mutar Jakarta," kata Boy Bayu Anggara, ketua komunitas tersebut, kepada Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Inovasi musik DJ dan sepeda ini dicetuskan sejak tiga pekan lalu. Lewat kerja sama dengan jenama kopi instan, aksi Sor Ride berhasil menarik perhatian. Dalam kegiatan pada 2 Juli lalu, misalnya, kegiatan gowes sambil nge-DJ ini sempat viral di media sosial. Walhasil, setelah mereka membuat ajakan gowes bareng DJ on Bike di Instagram untuk 16 Juli, ratusan pesepeda hadir meramaikan acara. Kebanyakan yang datang kalangan remaja dan dewasa.
Bayu mendirikan komunitas Sor Ride bersama temannya, Nunu, pada April 2020. Sebelum rutin bersepeda, Bayu gemar bermain sepatu roda. Namun, karena pandemi, lokasi yang biasa digunakan untuk para pemain sepatu roda ditutup. "Terus mikir, olahraga apa yang bisa (dilakukan) sendiri tapi fun gitu. Akhirnya milih sepeda," ujarnya.
Saat itu, Bayu masih belum tahu rute-rute seru untuk bersepeda. Ia kemudian membuat poster-poster unik berisi ajakan gowes bersama melalui media sosial. Mulanya, ajakan ini disambut teman-teman Bayu dan Nunu. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, banyak orang yang tertarik. Dari yang tadinya tidak kenal, kini Bayu jadi punya banyak teman yang satu circle dari hobi sepeda.
Ketua Komunitas Sorride, Boy Bayu Anggara, FX Sudirman, Senayan, Jakarta, 16 Julu 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Komunitas ini juga berkembang cukup pesat. Tiap mengadakan gowes bareng, minimal ada 20-30 orang yang hadir. Menurut Bayu, kekuatan komunitas dalam menarik minat orang-orang untuk bersepeda ini berasal dari konten di media sosial. Bayu, yang merupakan pekerja kreatif di sebuah agensi, kerap membuat video pendek tentang aktivitas komunitasnya.
Dengan sentuhan latar musik yang sedang viral, tampilan video lantas disunting semenarik mungkin buat anak muda. Maka, tidak mengherankan, konten Sor Ride di Instagram selalu ramai ditonton dan ribuan kali disukai warganet. Apalagi jumlah pengikut mereka di Instagram sudah menembus angka 100 ribuan.
Bayu menuturkan, beberapa bulan sejak komunitas lahir, sejumlah jenama dari aneka produk sudah mengajaknya berkolaborasi. Biasanya brand-brand ini juga ingin dibuatkan konten oleh Sor Ride. Beberapa brand besar yang pernah bekerja sama dengan komunitas ini, di antaranya, adalah Kopi ABC Klepon, Traveloka, Cinema XXI, Pizza Hut, dan Plaza Indonesia. Dalam sebulan, setidaknya ada 1-2 brand yang minta dipromosikan. Beberapa kedai kopi juga tertarik bekerja sama dengan Sor Ride. Ide promosinya pun dikemas dalam kegiatan gowes bareng dengan rute akhir di kedai kopi tersebut.
Untuk aktivitas gowes sendiri, Bayu dkk kerap berkegiatan pada sore hari. Mereka pun menamakan kegiatan ini Sepeda Santai Sore. Baru beberapa bulan belakangan, jadwal gowes dilakukan pula pada pagi hari dengan nama Sepeda Sarapan Santai. Rutenya, Bayu memilih destinasi tempat-tempat ikonik Jakarta. Seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ragunan, dan Ancol. Tujuannya pun berkembang hingga mengeksplorasi museum yang sepi pengunjung karena pandemi.
Anggota Komunitas Sorridesaat saat Car Free Day di FX Sudirman, Senayan, Jakarta, 16 Julu 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Setahun sekali, Sor Ride menjadwalkan long trip. Kota yang pernah mereka sambangi, antara lain, adalah Bandung, Yogyakarta, Bogor, dan Pantai Carita di Banten. Mereka juga mengadakan kegiatan sosial pada bulan puasa, seperti membagikan takjil. Tak lupa mereka berkolaborasi dengan berbagai komunitas sepeda di berbagai kota dan mengadakan gowes bareng.
Menurut Bayu, apa yang mereka lakukan bertujuan untuk menyebarkan virus kebahagiaan melalui bersepeda. Virus ini pun menyebar ke berbagai daerah, seperti Kediri, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Bayu menuturkan banyak anak muda di daerah tersebut yang membuat kegiatan seperti Sor Ride. "Mereka bikin komunitas yang hampir mirip kayak kami. Kadang ada yang izin, 'Mas, aku mau bikin komunitas'. Ya, monggo," ujar Bayu.
Pria berambut ikal itu juga mendukung komunitas sepeda di daerah. Salah satunya menyarankan mereka mengeksplorasi tempat-tempat yang unik dan memperkenalkan keindahan kotanya. Lalu membuat konten agar dilihat banyak orang. Maka, secara tidak langsung, mereka juga mempromosikan pariwisata di wilayahnya.
Sebagai komunitas yang tak memiliki struktur, Bayu pun membuka pintu selebar-lebarnya bagi orang-orang yang ingin gowes bersama. Syaratnya mudah: cukup datang dan membawa sepeda. Dalam waktu dekat, Bayu tengah merencanakan long ride dan bike camp atau bersepeda sambil berkemah. Untuk long ride ini, ia menargetkan bisa menjelajah ke Batu Karas, Pangandaran, dan bike camp di sekitar Bogor.
FRISKI RIANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo