SEHARI menjelang pelantikan menteri Kabinet Pembangunan VI, Profesor Emil Salim justru sibuk pindahan. Kotakkotak kayu besar dan bukubuku tebal berserakan di lantai kantornya di KLH. Dibantu putrinya, Amelia, ia berbenah. Setelah tak menjadi menteri, ''Saya akan back to campus,'' kata profesor bidang ekonomi berusia 62 tahun ini. Tapi sebenarnya, sejak menjabat wakil ketua Bappenas, Menteri Perhubungan, Menteri PPLH/KLH (tiga periode), Emil tak pernah lepas dari kampus Salemba. Ia tetap mengajar dan berdebat dengan mahasiswanya. Akan halnya sebagai ''pendekar lingkungan'', ia mengaku repot karena kantornya tak punya aparat untuk menegur para pengusaha yang mencemari lingkungan. ''Untung, ada LSM dan pers, yang selalu membantu menyadarkan masyarakat tentang pentingnya lingkungan,'' katanya. Pengalaman di bidang lingkungan ini akan dituangkan Emil ke dalam buku ilmiah. ''Saya ingin tahu bagaimana pembangunan yang terlalu materialistis bisa merusak ozon kita. Itu perlu perenungan dan riset yang mendalam,'' kata ayah dua anak dan kakek dua cucu ini.Namun, sebelum itu terwujud, Emil harus memberesi dulu barangbarangnya di kantor dan di rumah dinasnya. ''Kami sudah 21 tahun tinggal di rumah dinas menteri. Ternyata, mengepak pernikpernik yang kecil ini merepotkan,'' kata Emil sembari tertawa. Untuk sementara, Emil akan tinggal di perumahan Bona Indah, kawasan Lebakbulus, Jakarta Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini