Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Soeyono

Diborong

25 April 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

J IKA ingin tahu kiat membikin buku yang laris, bertanyalah pada Letnan Jenderal (Purn.) Soeyono, 60 tahun. Baru diedarkan sebulan, biografinya, Bukan Puntung Rokok, kini sudah ludes dan mesti dicetak ulang. Sengaja karya ini dijual Rp 65 ribu per buah. "Ini karena saya lulusan akademi militer tahun 1965," katanya. Soeyono, yang jago menggambar, tahu betul merancang sampul yang memikat. Di situ cuma dipasang gambar kecil tapi unik, foto dirinya sedang duduk di teras di Mabes TNI Cilangkap dengan kaki dibalut perban. Orang segera tahu, saat itulah hari-hari terakhir Soeyono sebagai Kepala Staf Umum ABRI. Tak lama setelah peristiwa 27 Juli 1996, dia langsung dicopot dari jabatannya. Apa yang sebetulnya terjadi? Dengan blak-blakan dia membeberkannya dalam bu-kunya. Sejumlah figur pun dikritiknya. Itu sebabnya, konon banyak bekas petinggi militer yang panas lalu memborong biografi tersebut. Toh, dia tak risau. "Tak ada gunanya memborong buku untuk membendung informasi," ujar Soeyono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus