Suhardi Alius: Imam di Kampung Amrozi

Bertemu dengan tokoh agama dan mendatangi pondok pesantren di seluruh Indonesia menjadi rutinitas Komisaris Jenderal Suhardi Alius sejak menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada Juli 2016. Dalam sebulan terakhir, ia melakukan perjalanan khusus mendatangi pondok pesantren garis keras di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat; Deli Serdang, Sumatera Utara; dan Lamongan, Jawa Timur.

Perjalanan terakhir ke Lamongan pada 8 Maret lalu menjadi istimewa karena Suhardi mendatangi Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, kampung almarhum Amrozi dan Ali Imron, dua narapidana pelaku Bom Bali I. Dia bertemu dengan Ali Fauzi, kakak Amrozi dan Ali Imron, serta pengasuh pondok pesantren di Tenggulun. Mereka menggelar salat asar berjemaah. "Saya sempat terkejut ketika diminta jadi imam," ujar mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI ini.

Kunjungan itu mengejutkan Ali Fauzi. Menurut Suhardi, Ali Fauzi mengaku sempat diolok-olok mantan teroris dan Ali Imron ketika menyampaikan rencana kedatangannya itu. "Tidak mungkin Kepala BNPT datang ke Tenggulun," kata Suhardi sambil tertawa menirukan pernyataan Ali Fauzi. Di desa itu, lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1985 ini menyerahkan bantuan pembangunan taman pendidikan Al-Quran yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada 29 Maret 2017.

Suhardi mengaku pendekatan secara pribadi ke sejumlah tokoh dan pemuka agama garis keras menjadi prioritas kerja menanggulangi terus meningkatnya tindakan radikalisme. "Perlu ada pendekatan yang membumi terhadap mereka," ujarnya.