KESIBUKAN menjadi marketing communication manager di Grand Hyatt Hotel Jakarta membuat Lela Hasian Pello mengesampingkan hobi melukis dan menulis puisinya. Padahal, bagi Lela, melukis itu mengasyikkan. Dulu, ia membatalkan niatnya menjadi pelukis pro, "karena dilarang orang tua," katanya. Hanya menulis puisi yang kini masih jalan walau tersendat. Sudah puluhan sajak ia torehkan di dalam buku hariannya. "Itu pun sempatnya di tengah malam sunyi," kata gadis kelahiran Yogya dari orang tua Timor-Batak ini. Ketika ia mengurungkan jadi pelukis, Lela memilih jadi akuntan. Ia tamatkan kuliahnya di Royal Melbourne Institute of Technology, Victoria, Australia. Tapi ini tak membuatnya puas, "karena 70% waktu saya untuk kerja sendiri di atas meja, mengkalkulasi bunga dan tabungan." Ia sempat menjadi konsultan keuangan di sejumlah bank swasta di Jakarta. Capek jadi akuntan, Lela melamar jadi PR manager, dan diterima di Hotel Aryaduta, tempat ia bekerja selama tiga tahun. Bisa dibilang, bakat Lela memang komplet. "Saya memang wanita serbabisa," katanya. Dan jika libur, si hidung bangir ini masih sempat memasak. "Saya ingin melakukan banyak hal, sebelum tua di usia 30 tahun. Sekarang kan masih bayi, meski bayi gede," kata gadis 25 tahun ini. Dan "tua" itu bagi Lela adalah mengakhiri masa lajang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini