MARISSA Haque datang ke studio II TVRI, Kamis pekan lalu, ibarat jenderal menang perang. Senyumnya selalu dihambur. Tubuh langsingnya itu dibalut pakaian glamour dengan busana berbau Minang. Hari itu, para, juri FFI '86. mengumumkan hasil-hasil nominasi. Icha -- panggilan Marissa -- begitu yakin akan masuk daftar nominasi aktris terbaik tahun ini. Senyum Icha pun semakin mekar ketika juri mengumumkan aktris nominasi, sementara TVRI, seperti memberi isyarat, menyorot wajah Icha. Tapi celaka, nama Marissa Haque ternyata tak disebut-sebut, hingga pengumuman habis dibacakan. "Ya, saya memang kecewa. Habis bagaimana lagi, saya sudah berusaha keras," katanya pendek. Sejak itu senyumnya tak lagi muncul. Dari 15 film yang lolos komite seleksi, Icha membintangi tiga film. "Di tiga film itu saya bermain bagus," katanya. Yakni, Matahari-Matahari, Sebening Kaca, dan Melintas Badai. Tapi hanya Matahari yang masuk nominasi film terbaik, dan malangnya, Icha, sebagai pemegang peran utama wanita, tak ikut dinominasikan. Ketika seseorang mencoba menghibur Marissa, bahwa ia tak mendapat nominasi karena dalam Matahari bermain sebagai orang bisu, mahasiswi Fakultas Hukum Trisakti ini langsung menjawab, "Siapa bilang bicara bisu lebih gampang? Tiga bulan saya belajar jadi orang bisu. Ngomong biasa malah nggak pakai belajar." Lalu Icha, kini 24, pun menghibur dirinya sendiri. "Mungkin lagi tak ada hoki." Artinya, dalam bahasa Inggris: "Maybe next time". Dalam bahasa "bisu", "apa boleh buat".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini