Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Tora Sudiro: Takut Salah

9 Januari 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
pt_tora0846.jpg

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIWAWANCARAI itu biasa bagi Tora Sudiro. Tapi giliran memerankan wartawan yang mesti mewawancarai tokoh publik ternyata membuat peraih Piala Citra 2004 untuk pemeran utama pria terbaik ini tegang setengah mati. ”Bahasa sehari-hari gue kan simpel banget. Eh, sekarang harus menggunakan bahasa pinter dengan dialog-dialog panjang,” katanya.

Tugas sebagai wartawan itu dilakoni Tora dalam sinetron Dunia Tanpa Koma arahan sutradara Maruli Ara yang masih dalam proses syuting. Yang membuat aktor berusia 32 tahun itu tambah gugup adalah ketika ia dan Dian Sastro, yang berperan sebagai anak buahnya, harus mewawancarai juru bicara presiden, Andi Mallarangeng, di salah satu episode. Andi Mallarangeng tampil cameo sebagai dirinya sendiri, sedangkan Tora dan Dian sebagai wartawan yang bertugas menggali info terbaru dari Andi. ”Menegangkan, gue benar-benar takut salah,” katanya kepada Akmal Nasery Basral dari Tempo.

Untuk Andi sendiri, inilah untuk pertama kalinya ia tampil di sebuah serial televisi. Meski sebagai dirinya sendiri, tak urung dia gugup juga ketika syut pertama di hadapan Dian Sastro dan Tora. Dia sudah menghafal dialognya dengan takzim sehingga ketika latihan dimulai, dia terkejut melihat Dian dan Tora terkadang membuat improvisasi kalimat. ”Lho, kalimatnya nggak harus persis skenario, ya?” tanyanya.

”Boleh improvisasi, asal intinya sama,” demikian Maruli mengarahkan.

Andi kemudian lega dan syuting berjalan lebih santai. Tora yang semula tegang, akhirnya ikut santai.

Tora tegang itu tergolong ajaib. Maklum, pemirsa setia televisi biasanya justru terpingkal-pingkal melihat polahnya yang mengocok perut di acara Extravaganza. Jika akhirnya ia bisa rileks, itu karena sikap Andi yang tak kaku sebagai pejabat negara. Tentang kesan dari ”wawancara” itu sendiri, urat konyol Tora akhirnya keluar lagi. ”Tadinya gue mau pelihara kumis biar keren seperti Pak Andi.” Ia terdiam sejenak. ”Tapi kayaknya mending pelihara jenggot dululah, biar nggak ada saingan.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus