WAN Abut senang mengutip hadis. Tapi ia kikir, tengil, dan juga licik. Bahkan korup. Ia menilap sebagian uang proyek. Potret Wan Abut, tokoh rekaan dalam sinetron televisi Abumawas, sempat merepotkan Deddy Mizwar, si Abumawas. Hari- hari ini Deddy sibuk melayani protes. Banyak yang tak terima: ''Kok penggambaran orang Islam kayak gitu.'' Deddy, produser sinetron itu, tentu sigap dengan jawaban. Katanya, Abumawas tak bicara soal suku, tapi manusia. ''Orang mana pun kalau bejat, ya, bejat,'' kata Deddy. Tapi mengapa mesti memakai tokoh karikatur yang kental dengan simbol-simbol Islam? Bagi orang muslim, kata Deddy, ini malah bisa menjadi semacam otokritik. ''Islam kan tak sekadar atribut, tapi dicerminkan dalam perilaku.'' Menurut Deddy, episode yang sempat diributkan itu malah sudah lolos ''screening''. Sebelum menayangkannya, RCTI punya inisiatif menyetorkan sinetron ini kepada salah seorang tokoh di Majelis Ulama Indonesia, untuk diperiksa. Hasilnya, kata Deddy, ''No problem.''
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini