Pandemi yang terjadi sejak tiga tahun lalu telah dianggap sebagai katalisator percepatan transformasi digital oleh berbagai kalangan industri di dunia, khususnya di Indonesia. Penggunaan teknologi sejak pandemi pun meningkat secara masif dan berpengaruh kepada perkembangan bisnis. Automasi digadang-gadang sebagai langkah agar bisnis tetap eksis di tengah kompetisi yang semakin meningkat dan melakukan efisiensi.
Commerce Director Lintasarta, Ginandjar, menyebutkan bahwa proses automasi menjadi salah satu tren industri yang diperhitungkan pada 2023. Menurut survei dari McKinsey, 83% dari para decision maker percaya bahwa proses automasi sangat diperlukan dalam proses transformasi digital. Sementara, 57% dari 1.300 institusi menyatakan sudah mengimplementasikan proses automasi sebagai bagian dari transformasi digital. Data ini juga menyebutkan bahwa 45% dari seluruh proses bisnis di perusahaan sudah bisa diautomasi.
Berbagai pilihan perangkat automasi kini marak ditawarkan berbagai penyedia jasa. Namun, bagaimana perusahaan bisa menentukan alat yang sesuai untuk memenuhi kebutuhannya? Dan bagaimana perangkat tersebut bisa dikombinasikan dengan perangkat existing perusahaan agar menjadi satu solusi yang baik?
Menurut Managed Service VP Lintasarta, M. Dian Irfan, proses IT automation merupakan proses pelayanan IT (software maupun hardware) dengan minimal atau tanpa intervensi manusia, sehingga hanya mengandalkan komputer atau robot yang bekerja. IT automation sendiri terbagi menjadi empat bagian, yaitu file process automation, infrastructure automation, IT process automation, dan big data automation.
Sebelum mengimplementasikan IT automation, tentunya kita perlu mengetahui manfaat dan kekurangannya. Beberapa manfaat IT automation di antaranya adalah efisiensi biaya, mempercepat waktu, dan menjaga keamanan data.
Meski terdapat banyak manfaat, tetapi IT automation juga memiliki kekurangan yang perlu diketahui perusahaan, yaitu biaya yang tidak murah untuk keperluan membeli lisensi, investasi server, dan programming. Selain itu, apabila ada perubahan dalam proses bisnis, memerlukan pengkodingan ulang dan jika ada kesalahan input dapat menyebabkan masalah lainnya karena robot akan terus bekerja.
Pada saat ini, semakin banyak perusahaan yang memilih untuk mendelegasikan sebagian atau seluruh operasi IT kepada penyedia jasa Managed Service seperti Lintasarta. Dalam memberikan layanan operasi IT, Lintasarta memanfaatkan teknologi automasi seperti Robotic Process Automation (RPA) secara meluas pada tugas-tugas seperti batch processing, email processing, instalasi perangkat lunak, dan berbagai operasi lainnya.
Penggunaan RPA meningkatkan produktivitas tenaga IT yang ditugaskan, meminimalkan kesalahan akibat manusia (human error), dan meningkatkan kualitas tanggapan yang diberikan dalam menyelesaikan suatu masalah. Hasilnya, RPA dapat meningkatkan kualitas layanan IT yang diperoleh pelanggan yang memanfaatkan Managed IT Operation Service dari Lintasarta.
Informasi lebih mendalam mengenai tren automation 2023 dapat disaksikan di kanal YouTube Lintasarta melalui seri #LintasartaTechin5. Seri ini adalah rangkaian video edutainment berdurasi lima menit yang membahas bagaimana teknologi dapat membantu menyelesaikan masalah bisnis yang dibawakan oleh para ahli teknologi dari Lintasarta.
Berbagai berita terbaru dan informasi produk unggulan Lintasarta dapat dengan mudah diakses pada akun media sosial Instagram: @lintasarta.official dan LinkedIn: Lintasarta, serta situs resmi, www.lintasarta.net.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini