Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Edi patut merasa nyaman di lingkungan ribuan kader PKP. Maklum, partai yang dideklarasikannya pada 15 Januari tahun lalu ini didirikan sebagai wadah bagi kepentingan politik kelompoknya, sekaligus wujud dari luapan kekecewaan mereka terhadap Partai Golkar. Edi, yang selepas pensiun sempat memilih Golkar sebagai rumah politiknya, ternyata tak merasa betah. Setelah gagal dalam pertarungan memperebutkan kursi ketua umum, ia hengkang. "Saya meninggalkan Golkar karena, sebagai rumah, fondasi Golkar bobrok dan tak bisa lagi direparasi," katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo