Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara
Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Abdulla Shahid:

Berita Tempo Plus

Reformasi PBB Berjalan Lambat

Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid memimpin sidang darurat perang Rusia-Ukraina setelah Dewan Keamanan gagal melahirkan resolusi.

28 Mei 2022 | 00.00 WIB

Abdulla Shahid, Presiden sesi ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, memimpin rapat dengar pendapat multi-pemangku kepentingan interaktif informal yang berlangsung selama satu hari terkait dengan Forum Tinjauan Migrasi Internasional 2022 (IMRF), di New York, 16 Mei 2022. UN Photo/Manuel Elías
Perbesar
Abdulla Shahid, Presiden sesi ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, memimpin rapat dengar pendapat multi-pemangku kepentingan interaktif informal yang berlangsung selama satu hari terkait dengan Forum Tinjauan Migrasi Internasional 2022 (IMRF), di New York, 16 Mei 2022. UN Photo/Manuel Elías

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid memimpin sidang darurat mengenai perang di Ukraina setelah Dewan Keamanan gagal melahirkan resolusi.

  • Bagaimana Shahid melihat peran Majelis Umum dalam kemacetan di Dewan Keamanan ini?

  • Apa katanya tentang desakan untuk reformasi PBB?

ABDULLA Shahid terpilih sebagai Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada September 2021 tepat di masa yang sulit. Pandemi Covid-19 sedang melanda dan masalah lingkungan merebak. Baru beberapa bulan menjabat, dia sudah harus menghadapi kegawatan baru: perang Rusia-Ukraina. Dampak perang itu bahkan meluas hingga mengganggu perekonomian dunia dan memicu krisis pangan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus