Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lagu Close to the Edge milik grup rock Yes mengumandang dari bilik siaran Radio Senaputra, Malang. Lagu dari album Yessongs itu membelah udara kota sejuk di Jawa Timur tersebut, Selasa petang pekan lalu. Saat lagu itu berakhir, Bung Tossa—begitu nama udara Suryanto, sang penyiar—langsung bercuap-cuap seputar lagu itu. Tak sampai empat menit, lagu yang lain dikumandangkan. Kali ini lagu I’ve Seen All Good People. Juga milik Yes.
Sore itu sepuluh lagu milik Yes dari pelbagai album diputar oleh stasiun radio yang berada di frekuensi 1143 AM itu selama dua jam, dari pukul 17.00 hingga 19.00. Di hari yang lain, diputar lagu-lagu dari kelompok lainnya. ’’Hari ini memang khusus untuk memutar lagu-lagu rock lama milik satu grup band saja,’’ kata Bung Tossa.
Pada Rabu, stasiun radio yang bermarkas di Jalan Kahuripan, Malang, itu memutar lagu-lagu classic rock yang khusus berirama slow. Misalnya Soldier of Fortune milik Deep Purple dan Dust in the Wind dari Kansas. Kamis, lagu yang diputar berdasarkan permintaan pendengar. Namun, materi grup masih berkisar pada berbagai grup lama, seperti Cinderella, Judas Priest, Van Hallen, atau Marillion. Sedangkan Jumat, khusus diputar lagu dari kelompok heavy metal, seperti Megadeth, Sepultura, dan Metallica. Saban Sabtu, tembang yang diputar adalah milik grup underground, baik dalam maupun luar negeri. Dan Senin, kembali diputar lagu-lagu rock yang slow tapi berdasarkan permintaan pendengar.
Radio Senaputra terbilang fenomenal. Radio bermoto ”Radione Arek Malang” itu telah memutar lagu rock sejak 1970. Meski tak seratus persen memutar lagu rock, Senaputra boleh dikatakan adalah radio tertua di Indonesia yang tetap menyuguhkan musik cadas hingga kini. Dulu, di era 1970-an, sempat muncul radio yang memutar lagu-lagu rock. Sebut saja Radio OZ di Bandung dan Prambors di Jakarta. Tapi, keduanya kini lebih berorientasi pada lagu pop.
Menurut Bung Tossa, pemutaran lagu rock ini untuk memenuhi permintaan penggemar musik cadas, yang memang banyak di Malang. Era 1970-an hingga 1980-an merupakan era kejayaan musik rock di Kota Apel itu. Ketika itu, boleh dibilang Malang menjadi barometer musik rock di Tanah Air. Setiap ada grup musik yang akan tampil di Malang, seminggu sebelumnya lagu-lagu yang akan dibawakan akan diulas oleh Radio Senaputra. ”Ulasan-ulasan itu diminati penggemar,” kata Bung Tossa.
Kedekatan Radio Senaputra dengan musik rock tak hanya sebatas di udara. Radio ini juga aktif berpartisipasi pada pelbagai panggung musik rock. Salah satu produknya adalah lahirnya Ovan Tobing, pembawa acara di panggung musik rock yang sangat populer di Jawa Timur. Sejarah itulah yang tak ingin ditinggalkan Radio Senaputra. Berbekal 1.687 buah kaset musik rock era 1970-an dan segepok kliping artikel musik, ”Musik rock tetap diudarakan, meski sepi iklan,” kata Tossa.
Nurdin Kalim, Bibin Bintardi (Malang)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo