Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

"bkpmd papan nama"

Bupati & para pejabat kota siap menanti kedatangan tamu ketua bkpmd ja-teng akan melantik sumarjo sebagai pimpinan bkpmd sukoharjo. ternyata bohong. 32 calon karyawan terlanjur memberi uang ke sumarjo. (ina)

20 Juli 1985 | 00.00 WIB

"bkpmd papan nama"
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
INI terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Bupati dan para pejabat kota itu dibikin malu oleh seorang penipu. Pagi itu, Rabu pekan lalu, para pejabat sipil dan militer mendapat undangan menghadiri peresmian Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) cabang Surakarta, yang berkedudukan di Sukoharjo. Gedung BKPMD yang terletak di Telukan sudah dihias rapi. Kursi berderet-deret, minuman dan makanan kecil dihidangkan. Yang melayani: pemuda-pemudi berseragam - karyawan baru di kantor itu. Sampai pukul 11.00, ketua BKPMD Jawa Tengah dari Semarang yang katanya akan melantik Sumarjo, calon pimpinan setempat, tak kunjung datang. Juga Sumarjo sendiri - yang menyebar undangan kepada semua pejabat. Semua tamu gelisah. Bupati, Drs. Hartono, yang mulai mencium adanya hal yang tak beres, segera mengontak Semarang. Jawaban dari BKPMD Semarang sungguh mengejutkan: mereka merasa belum pernah berniat membuka cabang di Sukoharjo. Jadi, papan nama BKPMD itu agar dicabut saja. Bisa dibayangkan betapa merah muka Pak Bupati. Ke-32 karyawan "BKPMD papan nama" pun, yang oleh Sumarjo dijanjikan akan diangkat sebagai pegawai negeri, terbengongbengong. Soalnya, mereka telah memberikan Rp 250 ribu seorang kepada Sumarjo. Meja, kursi, dan semua peralatan kantor ternyata belum pula dibayar. Nah, para pemilik toko segera mengambili barang mereka, setelah tahu bahwa mereka kena kibul. Sumarjo, yang kini diuber polisi, ditaksir sudah mengeduk seluruhnya Rp 9 juta. Sebelum kejadian itu, tak seorang pun menduga bahwa Sumarjo penipu. Setiap muncul di Sukoharjo, ia bermobil - dan selalu ditemani polisi, jaksa, atau tentara. Entah kalau yang menemaninya itu juga palsu. "Saya betul-betul kecolongan malu sekali dikerjai seperti itu," tutur Bupati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus