BAGAIMANA penduduk tak mau percaya pada keangkeran makam Mbah Nuranom. Mereka menyaksikan sendiri. Saat juru kunci makam sedang cuti, arwah si Mbah seperti bangkit dari kubur. Selama beberapa malam berturut-turut, di sekitar makam yang terletak di tepi jalan Desa Kedungrandu, Banyumas, Jawa Tengah, tampak ada sesosok bayangan hitam. Bila ada orang lewat, bayangan itu akan mengejar sambil mengeluarkan suara yang menakutkan, entah bagaimana bunyinya. Penduduk percaya betul, orang yang sempat tersentuh arwah si Mbah akan segera mati. Sejak ada beberapa orang dikejar bayangan, tak seorang pun berani lewat di sana. "Bila hari mulai gelap, kami mengunci pintu dan cepat pergi tidur," tutur seorang penduduk. Tapi pada siang hari orang-orang tetap melewati jalan itu. Hanya saja, ketika suatu kali ada yang menoleh ke arah cungkup makam, orang sangat terkejut: atap seng makam si Mbah telah lenyap. Padahal, badai yang mengamuk di Aceh tak pernah sampai ke sana. Tapi penduduk akhirnya mencurigai Narso, 21, pemuda nakal yang suka bertangan panjang. Polisi dikontak. Dan, Juni lalu, pemuda itu ditahan dengan tuduhan mencuri seng makam keramat. Nah: Narso itulah, ternyata, yang menyamar sebagai arwah Mbah Nuranom, dengan berpakaian serba hitam. "Saya tahu, orang-orang takut hantu," begitu pengakuannya. Setelah tak ada lagi orang berani keluar malam dan lewat dekat makam, kata Narso, dengan bebasnya ia mempreteli atap seng. Seng dijual ke desa lain, laku Rp 10 ribu lebih. Untuk apa duitnya? Duitnya, ternyata, digunakan Narso membayar utang - kepada seorang tukang bakso langganannya. "Soalnya, dia mengancam, kalau utang tak saya lunasi, saya tidak boleh 'ngutang lagi," kata "arwah" Mbah Nuranom alias Narso malu-malu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini