Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menyamar sebagi hantu

Narso mencuri seng makam keramat mbah nuranom di kedungrandu, banyumas. beroperasi dengan pakaian serba hitam di tengah malam menyerupai hantu, agar orang orang pada takut. (ina)

20 Juli 1985 | 00.00 WIB

Menyamar sebagi hantu
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
BAGAIMANA penduduk tak mau percaya pada keangkeran makam Mbah Nuranom. Mereka menyaksikan sendiri. Saat juru kunci makam sedang cuti, arwah si Mbah seperti bangkit dari kubur. Selama beberapa malam berturut-turut, di sekitar makam yang terletak di tepi jalan Desa Kedungrandu, Banyumas, Jawa Tengah, tampak ada sesosok bayangan hitam. Bila ada orang lewat, bayangan itu akan mengejar sambil mengeluarkan suara yang menakutkan, entah bagaimana bunyinya. Penduduk percaya betul, orang yang sempat tersentuh arwah si Mbah akan segera mati. Sejak ada beberapa orang dikejar bayangan, tak seorang pun berani lewat di sana. "Bila hari mulai gelap, kami mengunci pintu dan cepat pergi tidur," tutur seorang penduduk. Tapi pada siang hari orang-orang tetap melewati jalan itu. Hanya saja, ketika suatu kali ada yang menoleh ke arah cungkup makam, orang sangat terkejut: atap seng makam si Mbah telah lenyap. Padahal, badai yang mengamuk di Aceh tak pernah sampai ke sana. Tapi penduduk akhirnya mencurigai Narso, 21, pemuda nakal yang suka bertangan panjang. Polisi dikontak. Dan, Juni lalu, pemuda itu ditahan dengan tuduhan mencuri seng makam keramat. Nah: Narso itulah, ternyata, yang menyamar sebagai arwah Mbah Nuranom, dengan berpakaian serba hitam. "Saya tahu, orang-orang takut hantu," begitu pengakuannya. Setelah tak ada lagi orang berani keluar malam dan lewat dekat makam, kata Narso, dengan bebasnya ia mempreteli atap seng. Seng dijual ke desa lain, laku Rp 10 ribu lebih. Untuk apa duitnya? Duitnya, ternyata, digunakan Narso membayar utang - kepada seorang tukang bakso langganannya. "Soalnya, dia mengancam, kalau utang tak saya lunasi, saya tidak boleh 'ngutang lagi," kata "arwah" Mbah Nuranom alias Narso malu-malu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus