Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ayah dituduh cabul

Gadis bisu jasmi 25, hamil. sekelompok pemuda yang di pimpin sulchan menuduh darjo, ayah jasmi, yang menghamilinya. setelah kepala desa turun tangan, ternyata sulchan yang meniduri jasmi. (ina)

20 Juli 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETABAHAN Darjo, 45, menghadapi cobaan boleh dipuji. Penjual kodok yang membuatnya dipanggil Darjo Kodok - itu punya seorang anak gadis bisu, Jasmi, 25. Bulan Juni lalu anak gadisnya, yang biasa penurut dan rajin itu, berubah menjadi pemarah. Kecuali itu, Jasmi juga punya kebiasaan baru: mengunci diri dalam kamar berlama-lama. Ibunya curiga. Perlahan-lahan Jasmi ditanyai, dan ketahuanlah bahwa ia telah berbadan dua. Darjo seperti disambar petir. Apalagi karena Jasmi tak mau menunjuk lelaki yang telah memesuminya. Dan belum lagi kepuyengan Darjo hilang, puluhan pemuda Desa Tanjungkarang, Kudus, mendatangi rumahnya. Rombongan pemuda yang dimotori Sulchan, 20, Sofii, 23, Masri, 21, dan Parlan, 20, itu berteriak-teriak. "Darjo menghamili anak gadisnya. Darjo harus bertanggung jawab!" teriak mereka. Yang lain menyambung, "Darjo susah menangkap kodok, lalu kodok anaknya sendiri dimakan." Beramai-ramai Darjo dan anak gadisnya dibawa ke Balai Desa. Kepala Desa dan pejabat dari kecamatan mencari akal untuk menyelesaikan masalah itu. Akal itu akhirnya ditemukan Letda Jami'in, kepala Polsek Jati. Empat utusan pemuda - Sulchan, Sofii Masri, dan Parlan - juga Darjo serta Jasmi, dibawa ke sebuah ruangan. Jasmi disuruh menunjuk: siapa di antara lelaki yang ada itu yang menodainya. Tanya jawab dilakukan dengan bahasa isyarat: Jami'in, antara lain, melingkarkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri lalu telunjuk tangan kanan dimasukkan dan digerakkan mundur maju. Jasmi rupanya mengerti yang dimaksud. Ketika ayahnya ditunjuk, Jasmi menggeleng. Juga pemuda yang lain. Tapi pada giliran Sulchan, Jasmi melotot dan bersungut-sungut marah. Sulchan, siswa kelas III SMA, dengan muka merah padam menolak tuduhan. Namun, akhirnya dia mengaku: pernah sekali meniduri Jasmi, yaitu ketika gadis itu meminjam sesuatu dari rumahnya - yang terletak di belakang rumah Darjo. "Saya jadi plong, lega. Tuhan memang Mahatahu," kata Darjo. Kini sedang diadakan perundingan. "Kalau Sulchan mau bertanggung jawab, saya akan tanggung semua biaya pernikahan," kata Darjo. "Selama masih ada kodok, masa sih, saya tak sanggup membiayai ?"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus