Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

"Di Singapura, Lukisan Lee Man Fong Banyak Dipalsu"

Kalimat itu diucapkan Lee Rern, 77 tahun, putra sulung Lee Man Fong, yang selama ini enggan menampilkan diri dan memilih bermukim di Singapura. "Saya pindah ke Singapura sejak kerusuhan Mei 1998," kata kakek dua cucu yang juga seorang pelukis itu.

25 November 2013 | 00.00 WIB

"Di Singapura, Lukisan Lee Man Fong Banyak Dipalsu"
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lee Man Fong merupakan pelukis legendaris. Maestro kelahiran Guangzhou, Cina, ini terkenal dengan lukisan ikan-ikan koki, perempuan telanjang, potret-potret diri, dan satwa-satwa, dengan teknik khas yang memadukan gaya Barat dan Cina. Presiden Sukarno menyebut dia "penggubah puisi dalam lukisan" dan mengangkat Man Fong sebagai Pelukis Istana, menggantikan Dullah, pada 1962. Di Istana, dia mempunyai otoritas "mengatur" selera seni rupa Presiden RI pertama itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus