Memang lidah tak bertulang. Pepatah seperti itu tampaknya dikenal juga oleh orang Australia seperti Rick Cameron, seorang pengusaha selancar di Pulau Mentawai, Sumatra Barat. Laki-laki 56 tahun asal Benua Kanguru itu mengucapkan kata "fuck you" kepada Supriyono, direktur perusahaan penyedia jasa selancar yang menjadi saingan Rick. Tapi, setelah Supriyono menuntut, Rick berkelit di pengadilan bahwa yang dikatakan adalah "how are you".
Mengapa Rick sampai mengucapkan kata-kata yang sering diucapkan dalam film Barat itu?
Suatu hari di akhir Agustus, Rick tertarik menonton demonstrasi oleh massa dari satu partai politik, di depan Hotel Bumi Minang. Kebetulan, memang sedang ada partai politik yang mengadakan pertemuan di hotel bintang empat itu, tempat kantor Rick, PT Mentawai Wisata Bahari, dan kantor Supriyono, PT Vanida Nusantara. Nah, saat demo berlangsung, Rick berdiri di depan kantor Vanida dan mengobrol dengan Darmadi, pegawai Vanida.
Melihat pegawainya akrab dengan Rick, Supriyono yang Direktur Vanida tampak tidak senang. "Darmadi, cepat masuk," kata Supriyono dengan keras. Mendengar bentakan itu, Rick langsung menyambar, "Fuck you, Supriyono, fuck you." Lalu, Rick langsung pergi.
Supriyono tidak terima dengan perkataan itu dan mengadukan Rick ke polisi setempat, hingga bergulirlah kasus itu hingga ke pengadilan. Di ruang sidang itulah Rick mengaku mengatakan "how are you", demikian juga menurut satu saksi yang meringankan Rick. Tapi kemudian hakim memutuskan hukuman 10 hari penjara bagi Rick. "Saya mau saja berdamai dan memaafkan dia, tapi prinsip saya, hukum tetap harus ditegakkan," kata Supriyono.
Hakim sebenarnya berpendapat bahwa kasus Rick melawan Supriyono ini termasuk tindak pidana ringan, tapi diperumit dengan latar belakang persaingan bisnis. Toh, kenyataannya Rick tidak benar-benar masuk penjara dan tetap menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai manajer.
Memang, perusahaan Rick—yang didirikan sejak 1996—dan perusahaan Supriyono (berdiri 1998) bersaing dalam klaim wilayah selancar yang berombak prima. Persaingan itu cukup keras hingga cenderung ke arah per-seteruan, yang berakhir dengan kata "f..." itu.
Bina Bektiati, Dwijo U. Maksum (Jember).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini