Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MARKAS Besar Kepolisian RI meminta klarifikasi 21 perwira yang memiliki rekening mencurigakan. Dari perwira berpangkat komisaris hingga komisaris jenderal, mereka melakukan transaksi yang ”tidak sesuai profilnya”—maksudnya tak sesuai dengan pendapatan resmi. Berikut ini sebagian dari transaksi yang dicurigai Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan itu.
Cheta Nilawati
INSPEKTUR JENDERAL MATHIUS SALEMPANG
Laporan kekayaan (22 Mei 2009):
Jabatan: Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur
Tuduhan:
Tanah dan properti: Tanah dan bangunan serta empat bidang tanah di Jakarta Timur.
”Saya baru tahu dari Anda.”
INSPEKTUR JENDERAL SYLVANUS YULIAN WENAS
Laporan kekayaan (25 Agustus 2005):
Jabatan: Kepala Korps Brigade Mobil Polri
Tuduhan:
Tanah dan properti: Dua bidang tanah dan bangunan di Depok, lima bidang tanah di Depok, dua bidang di Minahasa, empat bidang di Jakarta Pusat.
”Dana itu bukan milik saya.”
INSPEKTUR JENDERAL BUDI GUNAWAN
Laporan kekayaan (19 Agustus 2008):
Jabatan: Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian
Tuduhan:
Tanah dan properti: Dua bidang di Jakarta Selatan dan 12 bidang di Subang, Jawa Barat.Usaha peternakan dan perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan, obyek wisata, serta rumah makan.
”Berita itu sama sekali tidak benar.”
BADRODIN HAITI
Laporan kekayaan (24 Maret 2008):
Jabatan: Kepala Divisi Pembinaan Hukum Kepolisian
Tuduhan:
Tanah dan properti: Tanah dan bangunan di Depok, dua bidang di Bekasi, sebidang di Tangerang, Surabaya, Jakarta.
”Itu sepenuhnya kewenangan Kepala Bareskrim.”
KOMISARIS JENDERAL SUSNO DUADJI
Laporan kekayaan (2008):
Jabatan: Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal
Tuduhan:
Tanah dan properti: Tanah, bangunan di Depok.
”Transaksi mencurigakan itu tidak pernah kami bahas.”
INSPEKTUR JENDERAL BAMBANG SUPARNO
Laporan kekayaan:
Rp 8.553.417.116 dan US$ 59.842
Memiliki rekening Rp 2.088.000.000 dengan sumber dana yang tidak jelas. Pada 29 Juli 2005 rekeningnya ditutup dan Mathius memindahkan dana Rp 2 miliar ke rekening lain atas nama seseorang yang tidak diketahui hubungannya. Dua hari kemudian dana ditarik dan disetor ke deposito Mathius.
Harta bergerak: Mobil BMW, Toyota Alphard, logam mulia.
(24 Juni 2010)
Rp 6.535.536.503
Dari rekeningnya mengalir uang Rp 10.007.939.259 kepada orang yang mengaku sebagai Direktur PT Hinroyal Golden Wing. Terdiri atas Rp 3 miliar dan US$ 100 ribu pada 27 Juli 2005. Kemudian US$ 670.031 pada 9 Agustus 2005.
Harta bergerak: Mobil Mitsubishi, Toyota Kijang, Suzuki Baleno, Honda City, Toyota Innova, logam mulia, dan giro.
(24 Juni 2010)
Rp 4.684.153.542
Melakukan transaksi dalam jumlah besar, tak sesuai dengan profilnya. Bersama anaknya, Budi disebutkan telah membuka rekening dan menyetor masing-masing Rp 29 miliar dan Rp 25 miliar.
Harta bergerak: Mobil Toyota Harrier, Honda Jazz, Nissan Teana, dua sepeda motor, logam mulia, dan barang antik.
(25 Juni 2010)
Rp 2.090.126.258 dan US$ 4.000
Membeli polis asuransi pada PT Prudential Life Assurance Rp 1,1 miliar. Asal dana dari pihak ketiga. Menarik dana Rp 700 juta, dan menerima dana rutin setiap bulan.
Harta bergerak: Mobil Toyota Kijang, logam mulia, giro.
(24 Juni 2010)
Rp 1.587.812.155
Menerima kiriman dana dari seorang pengacara sekitar Rp 2,62 miliar dan kiriman dana dari seorang pengusaha. Total dana yang ditransfer ke rekeningnya Rp 3,97 miliar.
Harta bergerak: Mobil Honda, logam mulia, giro.
(M. Assegaf, pengacara Susno, 24 Juni 2010)
Belum ada
Jabatan: Staf pengajar di Sekolah Staf Perwira Tinggi Polri
Tuduhan:
Membeli polis asuransi dengan jumlah premi Rp 250 juta pada Mei 2006. Ada dana masuk senilai total Rp 11,4 miliar sepanjang Januari 2006 hingga Agustus 2007. Ia menarik dana Rp 3 miliar pada November 2006.
”Tidak ada masalah dengan transaksi itu. Itu terjadi saat saya masih di Aceh.”
(Jakarta, 24 Juni 2010)
SUMBER: WAWANCARA, SUMBER TEMPO, LAPORAN HARTA KEKAYAAN PEJABAT NEGARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo