Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

<font face=arial size=1 color=brown><B>Dipo Alam: </B></font><BR />Saya Kaptennya

25 Oktober 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMASUKI tahun kedua pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, peran staf khusus presiden kerap disorot. Dalam sejumlah isu, mereka aktif tampil ke publik, menjelaskan posisi Istana dan menyerang lawan-lawan politik Presiden. Saking dominannya, sepak terjang mereka di garda depan acap kali dituding melebihi peran para menteri.

Ada kritik menyebut, kalau diibaratkan kesebelasan sepak bola, sembilan staf khusus dan dua juru bicara Yudhoyono semua menjadi striker alias penyerang yang bernafsu mengegolkan bola. Peran itu tampak nyata misalnya dalam reaksi Istana menghadapi gelombang serangan Panitia Khusus Bank Century di Dewan Perwakilan Rakyat, awal tahun ini. Sekretaris Kabinet Dipo Alam, 60 tahun, tertawa mendengar analogi itu. "Kalau begitu, saya kapten timnya," kata Dipo. Maklum, dialah orang yang dipercaya SBY mengkoordinasi kerja staf khusus ini.

Kepada Bambang Harymurti, Wahyu Dhyatmika, dan Oktamandjaya Wiguna dari Tempo, Dipo-Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia era 1970-bercerita panjang-lebar tentang manajemen kabinet dan kiprah staf khusus presiden di rumah dinasnya, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu pekan lalu.

Apa saja tugas staf khusus presiden?

Sesuai dengan arahan Presiden, saya bertugas mengkoordinasi agenda Presiden yang bersifat terobosan, yang lebih fleksibel bila dikerjakan staf khusus ketimbang menteri koordinator atau menteri. Fungsi lainnya, tentu para staf khusus ini harus tahu agenda Presiden. Kami juga berkoordinasi jika ada pemberitaan yang perlu diimbangi.

Jadi staf khusus juga didorong untuk menjelaskan posisi Istana?

Semua staf khusus boleh tampil dan menjelaskan kebijakan Presiden, sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pembidangannya juga tidak terlalu kaku. Bedanya dengan juru bicara presiden yang hanya menyampaikan pernyataan Presiden, mereka bisa lebih bebas. Yang penting datanya ada, bukan fitnah, proporsional, dan diusahakan konklusif. Saya tidak menuntut propaganda, (mereka) cukup menyeimbangkan informasi.

Ada keluhan soal staf khusus yang mengerjakan tugas di luar bidangnya....

Memang sempat ada keluhan di Dewan Perwakilan Rakyat, soal Andi Arief, Staf Khusus Bidang Penanganan Bencana, yang mengurusi kasus L/C bodong Bank Century dan melaporkan politikus Partai Keadilan Sejahtera, Misbakhun, ke polisi. Sepanjang datanya ada dan kuat, saya sudah menugasi dia: bawa saja bolanya sampai gol ke gawang. Artinya, kalau memang Misbakhun salah, tentu harus diproses. Saya mendukung penuh dan bertanggung jawab atas konsekuensi politik tindakan semua staf khusus. Kalau mereka disebut sebagai striker (dalam tim sepak bola), sayalah kaptennya.

Sejauh ini bagaimana Anda melihat kinerja mereka?

Posisi mereka ini memang relatif baru. Pencapaiannya cukup baik, ada kemajuan, terutama dalam membuat posisi dan kebijakan Pak SBY-misalnya dalam isu perubahan iklim-diakui dan dipahami.

Bagaimana dengan menteri yang merasa dilangkahi?

Saya tidak mendengar ada keluhan seperti itu. Kalaupun ada, sudah ditegaskan bahwa fungsinya berbeda. Saya yakin tidak ada menteri yang merasa tersaingi oleh staf khusus. Tidak ada wilayah kerja mereka yang diambil alih. Kalau staf khusus dinilai lebih responsif, harus dipahami bahwa para staf khusus ini rata-rata anak muda, yang memang bergerak cepat. Saya yang bertugas menghubungkan dan mengkoordinasi mereka dengan para menteri.

Apakah staf khusus ini direkrut dari mereka yang punya kedekatan personal dengan Presiden?

Saya tidak mengikuti proses rekrutmen mereka, karena saya baru masuk pada Januari 2010. Sebagian memang sudah kenal lama dengan Presiden. Tentu juga dilihat kompetensi, intelektualitas, peran sosialnya di masyarakat, dan rekam jejaknya. Ada juga staf yang dipilih karena ada kebutuhan fungsional untuk menanggapi isu-isu terkini.

Benarkah ada pengusaha atau tokoh nonstruktural yang menitipkan orang-orangnya di lingkaran Istana?

Saya rasa tidak. Banyak orang yang ingin bertemu Presiden dan minta ini-itu, tapi Presiden amat tegas untuk hal seperti itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus