Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agresi Israel di Gaza mulai menuai balasan. Tanpa diduga, tiga roket Katyusha meluncur dari wilayah selatan Libanon ke Israel utara pada Kamis pekan lalu. Tak ada kerusakan serius, tapi serangan roket itu menjadi peringatan bagi Israel bahwa Palestina tak sendirian.
Hizbullah disebut-sebut berada di balik serangan. Apalagi, sehari sebelumnya, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, bersumpah membalas kekejian Israel di Gaza. Kelompok pro-Iran ini sempat membuat Israel kewalahan dalam perang 34 hari pada 2006.
Untuk mengetahui sikap Hizbullah, Jumat pekan lalu Angela Dewi dari Tempo mewawancarai Menteri Tenaga Kerja Mohammad Fneish. Fneish adalah satu dari dua anggota Hizbullah yang duduk dalam kabinet Perdana Menteri Fouad Siniora sejak tahun lalu. Sebelumnya, ia menjabat Menteri Energi.
Fneish baru saja menghadiri rapat kabinet. Ia tampak tergesa-gesa dan hanya menjawab empat pertanyaan dalam nada tinggi.
Hizbullah berada di balik serangan ke utara Israel?
Tidak sama sekali.
Tapi roket Katyusha itu meluncur dari wilayah selatan, wilayah kekuasaan Hizbullah?
Jika kami yang melakukan serangan itu, pasti akan kami umumkan dan kami sama sekali tak takut melakukannya.
Siapa menurut Anda yang berada di balik serangan itu?
Bisa siapa saja, dunia Arab yang marah atas tindakan Israel. Apa yang terjadi mungkin saja merupakan bagian dari kemarahan itu.
Bagaimana sikap Hizbullah terhadap agresi Israel ke Gaza?
Apa yang ditunjukkan Israel sudah jelas. Mereka memasuki wilayah sipil dan wilayah berdaulat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo