Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agresi Israel ke Jalur Gaza mengingatkan kita kembali pada konflik internal Hamas-Fatah. Sejak Hamas memenangi pemilu parlemen pada 2006, rontoklah dominasi Fatah. Padahal, sejak 1967, ia faksi terbesar dan partai politik paling berkuasa di Palestina.
Didukung kaum nasionalis dan sebagian kecil sosialis, Fatah dikenal moderat. Lebih-lebih bila dibanding Hamas, yang terus-menerus merecoki dunia internasional dengan sepak terjangnya. Itu bukan berarti Fatah bebas dari aktivitas militan. Sayap militer Fatah, Al-Assifa, dikenal radikal dan pernah terlibat aksi teror di Israel dan Libanon.
Bagaimana posisi Fatah dalam konflik ini dan apa saja upaya mereka untuk menyelesaikan perang di Gaza? Jumat pekan lalu, wartawan Tempo Angela Dewi mewawancarai Dr Abdullah Abdullah. Dia Ketua Komite Politik Parlemen Palestina dan anggota Fatah. Dia juga pernah menjabat Wakil Menteri Luar Negeri (2003-2005) dan Ketua Parlemen Palestina pada April 2006.
Bagaimana kondisi terakhir Jalur Gaza setelah dua pekan serangan Israel?
Ada seruan gencatan senjata, tapi serangan tetap berlangsung. Kami masih terus mendistribusikan bantuan dan obat-obatan kepada korban di berbagai rumah sakit dan tempat penampungan. Kami menghadapi persoalan distribusi bantuan dari perbatasan karena bantuan masih menumpuk di sana.
Menurut Anda, apa penyelesaian terbaik bagi konflik ini?
Tidak ada jalan lain: gencatan senjata dan berunding. Korban sudah demikian banyak, sebagian besar warga sipil yang tak terlibat konflik.
Apa kira-kira skenario Israel di balik serangan ini? Mendongkel Hamas?
Persoalan tarik-menarik kepentingan sudah lama sekali terjadi. Lebih baik kita sama-sama melihat kepentingan yang lebih besar, yaitu rakyat Palestina. Masing-masing pihak harus bersedia saling mendengar, dan tak hanya berdiri di atas kepentingan mereka sendiri. Kami menghendaki sebanyak mungkin pihak terlibat dalam penyelesaian konflik ini. Jalur Gaza adalah persoalan dunia internasional.
Apakah Fatah tidak punya kepentingan apa pun dalam situasi ini?
Warga kami juga ada yang menjadi korban di utara Gaza, jadi jangan dilihat serangan ini semata sebagai siapa melawan siapa. Konflik ini mengorbankan semua pihak. Yang kami inginkan adalah Palestina yang baik bagi semua orang.
Bagaimana jika Israel memaksa pemerintah dan parlemen mendongkel Hamas dari Jalur Gaza?
Serangan ini sudah amat menguras emosi. Kami tidak mau berbicara tentang konflik yang lebih buruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo