Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TANGERANG - Polisi kagum juga kepada Antonius Wongso alias Phengchun, 56 tahun. Residivis pembuat narkotik itu kembali tertangkap baru-baru ini karena membuat sabu berkualitas tinggi di perumahan mewah Metland, Jalan Katleya, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Polres Metro Jakarta Barat, Komisaris Besar Hengki Haryadi, sampai menjuluki Antonius sebagai "MacGyver", tokoh film serial era 1990-an. MacGyver adalah tokoh yang super-kreatif dan cerdas, sehingga bisa membuat apa pun dari barang-barang di sekitarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Hengki, Antonius membeli bahan, menjadi koki, mencicipi, menjual, serta mengedarkan sabu seorang diri. Bahkan, dia juga pemilik gudang bahan baku dan sabu. Tangannya pun pernah terbakar karena cairan kimia. "Kalau mati, dia juga sendiri. Seperti MacGyver saja," ujar dia, kemarin.
Antonius, yang pernah ditangkap Polres Jakarta Barat pada 2010 dan bebas pada 2015, bercita-cita membuat pabrik berskala lebih besar lagi. Kepada penyidik, dia menyatakan bisa memproduksi sabu dalam satu minggu sekitar 300 gram. Hengky mengatakan, jika laboratorium sabu diperbesar, produksinya bisa membengkak menjadi 5 kilogram dalam sepekan.
Itu sebabnya, penangkapan Antonius sangat penting karena dia bisa menginspirasi pelaku lain karena sabu sedang susah masuk ke Indonesia. Antonius membuat sabu dengan bahan baku ephedrine, obat sesak napas dan batuk yang bisa diperoleh di pasar bebas.
Menurut Komisaris Besar Sodiq dari Puslabfor Mabes Polri, Antonius meracik ephedrine dengan cara diekstrak menjadi sabu yang kualitasnya sama dengan sabu buatan luar negeri. Dalam satu bulan, dia bisa memproduksi 1,5-2 kilogram sabu.
Antonius memproduksi sabu menggunakan metode red phosphor yang dipelajari melalui Internet. Bahan baku dan campurannya mudah ditemukan di pasar, seperti ephedrine, tiner, HCL, NAOH, serta soda api.
Prosesnya pun sangat mudah, yakni ephedrine dilarutkan lalu dicampur dengan yodium dan fosfor. Hasilnya berupa methamphetamine basah kemudian dialiri gas dan dicuci. "Kualitas lebih bagus, kadarnya 60-70 persen. Biasanya di pasar kadar 40-50 persen," ucap Hengky. "Warnanya juga lebih bagus." AYU CIPTA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo