SIRENE banyak sekali fungsinya. Suaranya bisa menjadi tanda orang harus berkumpul, bisa juga sebagai tanda adanya bahaya. Tapi sering sirene bisa memicu "pembangkangan" warga kota. Tak percaya? Di Kota Solo, Jawa Tengah, hal itu pernah terjadi.
Menjelang Hari Pahlawan, 10 November lalu, sebetulnya Wali Kota Solo, Slamet Suryanto, sudah punya rencana matang buat memperingati hari bersejarah itu. Dia meminta warganya mengheningkan cipta secara massal selama 60 detik yang dimulai tepat pukul 08.15.
Gagasan itu telah disiarkan Pemerintah Kota Solo jauh-jauh hari lewat media massa. Agar hal itu bisa dilaksanakan secara serentak, sirene di Stadion Sriwedari akan dibunyikan sebagai tanda pengheningan cipta dimulai. Diserukan juga kepada orang-orang desa yang mendengarnya agar memukul kentungan, lalu diikuti desa-desa lainnya secara sambung-menyambung.
Karena rencana itu sudah didengungkan berkali-kali, para petinggi Pemerintah Kota Solo pun yakin sekali segalanya bakal berjalan lancar. Upacara peringatan Hari Pahlawan pun dilaksanakan dengan khidmat di Taman Makam Pahlawan Bakti Jurug. Kepala Kepolisian Resor Kota Solo, Ajun Komisaris Besar Polisi Bambang Hermanu, tampil menjadi inspektur upacara mewakili Wali Kota, yang sedang sakit.
Tapi para peserta upacara heran mengapa warga Solo tetap saja lalu-lalang di jalanan tepat pada pukul 08.15. Tak ada yang menghentikan kegiatan, apalagi mengheningkan cipta. Pembangkangan terhadap perintah Wali Kota? Ternyata bukan. Pagi itu warga sama sekali tidak mendengar bunyi sirene dari Stadion Sriwedari.
Usut punya usut, rupanya ada masalah teknis. Pada detik-detik itu, kunci untuk membuka ruang mesin sirene tidak bisa ditemukan oleh petugas. Dulu kuncinya sempat dipegang oleh PLN Solo, tapi sudah diserahkan ke asisten II, lalu diberikan lagi ke Bagian Umum Pemerintah Kota Solo. Namun, "Kami tidak tahu persis siapa yang membawanya," ujar Rumdhani, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kota Solo.
Jadi, jangan salahkan warga Solo jika mereka kurang menghormati para pahlawannya.
KMN, Imron Rosyidi, Rinny Srihartini (Bandung)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini