Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Sering Jadi Pembatas Contraflow, Kenali Ciri-Ciri dan Fungsi Traffic Cone

Jalur contraflow seringkali hanya dibatasi menggunakan traffic cone. Apa fungsi, standar ukuran, dan ciri-ciri traffic cone?

14 April 2024 | 12.02 WIB

Sejumlah pengendara melintas di jalur "contraflow" menuju arah Sukabumi di pintu keluar Tol Jagorawi KM 44, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 24 Desember 2019. Tingginya volume kendaraan menuju kawasan Puncak menyebabkan jalur menuju arah Sukabumi tersendat sehingga Sat Lantas Polres Bogor memberlakukan rekayasa lalu lintas sistem lawan arus (contraflow) untuk mengurai kemacetan. ANTARA
Perbesar
Sejumlah pengendara melintas di jalur "contraflow" menuju arah Sukabumi di pintu keluar Tol Jagorawi KM 44, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 24 Desember 2019. Tingginya volume kendaraan menuju kawasan Puncak menyebabkan jalur menuju arah Sukabumi tersendat sehingga Sat Lantas Polres Bogor memberlakukan rekayasa lalu lintas sistem lawan arus (contraflow) untuk mengurai kemacetan. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mengatasi masalah kemacetan lalu lintas saat mudik dan arus balik lebaran, Korlantas Polri biasanya melakukan beberapa pendekatan rekayasa lalu lintas. Salah satu rekayasa yang sering digunakan adalah contraflow. Namun, Jalur contraflow seringkali hanya dibatasi menggunakan traffic cone. Apa fungsi, standar ukuran, dan ciri-ciri traffic cone?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dikutip dari laman Tedmond Groups, traffic cone berfungsi sebagai sebuah tanda peringatan untuk mengatur arus lalu lintas agar tetap lancar. Tidak hanya itu, terdapat fungsi lain dari traffic cone adalah sebagai berikut:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Pengalihan jalan yang rusak atau yang sedang dalam masa perbaikan jalan
2. Sebagai tanda peringatan atas bahaya di jalan tertentu seperti lubang jalan, atau pinggiran tanah jalan yang hampir longsor.
3. Sebagai pembatas area tertentu seperti area parkir.
4. Sebagai pembatas jalur seperti lokasi area kecelakaan yang telah terjadi. 

Ciri-ciri traffic cone

1. Memiliki bentuk kerucut

Sama seperti namanya, pada umumnya traffic cone memiliki bentuk yang menyerupai kerucut  dengan ujung atasnya melengkung dan bagian bawah yang rata. Tujuan dibuatnya bentuk ini agar stabilitas seimbang dan dapat berdiri tegak di jalan.

2. Berwarna oranye atau merah

Traffic cone seringkali sengaja dibuat cerah seperti orange atau merah untuk meningkatkan visibilitas di siang hari. Warna cerah dapat menjadi pusat perhatian bahkan dalam keramaian seperti di jalan raya.

3. Berbahan PVC

Traffic cone dari material ini memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, tahan dalam cuaca panas hingga suhu 650 C ataupun cuaca dingin hingga -300 C. Tingkat fleksibilitas yang tinggi membuat cone ini dapat kembali ke posisi semula saat puncak cone ditekuk hingga menyentuh lantai.

4. Ukuran bervariasi

Traffic cone tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari beberapa inci hingga beberapa kaki tingginya. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan pengaturan lalu lintas atau tanda peringatan yang spesifik. 

Ukuran traffic cone 12 inchi dan berat 0.68 kg digunakan untuk ruang indoor atau outdoor. Ukuran traffic cone 18 inchi dan berat 1.4 kg digunakan untuk outdoor, contoh ketika sedang mengecat garis tengah jalan raya. Ukuran traffic cone 28 inchi dan berat 3.2 kg digunakan untuk yang bukan jalan tol, seperti jalan biasa pada umumnya. Ukuran traffic cone 36 inchi dan berat 4.5 kg digunakan di jalan raya atau jalan tol.

5. Memiliki lubang pegangan

Beberapa traffic cone mempunyai tanduk atau lubang yang berada di atas kerucut. Fungsinya untuk mempermudah sebagai pegangan ketika akan dipindahkan. Selain itu, lubang itu juga dapat dimanfaatkan ke hal lain apabila pemasangan traffic cone sangat komplek.

Berbahaya untuk contraflow

Training Director sekaligus Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengungkap alasan mengapa jalur contraflow sangat berbahaya. “Saya selalu menyarankan untuk tidak memilih jalur contraflow ketika masih punya opsi (jalur) yang lain,” kata dia kepada Antara, Senin, 8 April 2024. 

Menurutnya, penggunaan pembatas yang tidak permanen seperti traffic cone untuk contraflow sangat berisiko terjadi tabrakan dari arah berlawanan. “Ini seakan jalur yang mematikan, di sisi kiri ada tembok, sementara sisi kanannya ada kendaraan lain dari arus berlawanan. Sering ditemui ketika lengah sedikit saja, sangat mungkin untuk keluar jalur masuk ke lajur lawan, hingga terjadi tabrakan beruntun karena distraksi motorik,” ujar Jusri

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus