PERSIAPAN normalisasi 9 buah anak Sungai Musi tampaknya sudah
cukup matang. Rencana untuk menertibkan sungai-sungai itu agar
berfungsi sebagai penampungan air hujan hanya tinggal menunggu
biaya lagi. Tapi sementara itu pembenahan jalan-jalan dalam Kota
Palembang juga rupanya cukup meminta perhatian. Sebab dari 223
km lebih jalur jalan yang terbentang di kota ini, sekitar 40% di
antaranya mendesak untuk dibenahi.
Belum lagi pemeliharaan jalan protokol, mulai dari Lapangan
Terbang Talang Betutu sampai Masjid Agung di pusat kota,
sepanjang 17 km. Jalan ini dibuat oleh Pertamina. Tapi jika tak
dipersiapkan pemeliharaannya dari sekarang diperkirakan dalam
waktu 2 tahun lagi akan mulai rusak. Dari pihak Kotamadya
Palembang rupanya hal itu sudah disadari. Sehingga sejak
permulaan tahun ini arus lalu-lintas yang selama ini padat di
jalur jalan itu, terutama sepanjang Jalan Jenderal Sudirman,
mulai dikurangi.
Pembebasan jalan itu dari beban yang berat adalah dengan
pengalihan rute kendaraan (oplet dan pikap) dari jalan itu.
Usaha ini tampaknya berhasil. Tapi menurut pejabat di Balaikota
Palembang jalan buatan Pertamina itu tetap mengkhawatirkan jika
dari sekarang tak diambil langkah-langkah lanjutan untuk
pemeliharaanya. Bagi pejabat itu tak jelas, apakah wewenang
dan biaya pemeliharaannya ada pada PU Kotamadya Palembang atau
PU Propinsi Sumatera Sela an. "Yang pasti," katanya, jalan itu
ada dalam kawasan dan menjadi tanggungjawab kotamadya, tapi
taklah mungkin kotamadya menyediakan biayanya."
Nanti Sajalah
Sebab kata pejabat itu lagi, biaya yang akan dibutuhkan bagi
perbaikan jalan itu kelak taklah sedikit. Terutama karena untuk
itu harus disediakan AMP (asphalt mixing plan) seperti yang
diadakan Pertamina ketika membuatnya dulu. Dari pihak PU
Propinsi sementara itu dikatakan, bahwa "yang pasti jalan itu
termasuk kelas jalan negara". Ia membenarkan dalam waktu 2 tahun
lagi jalan itu akan mengalami rusak berat, "tapi soal siapa yang
akan menyediakan biayanya, nanti sajalah."
Tak kalah merisaukan dari itu adalah kesadaran berlalu-lintas
dari para pemakai jalan di kota ini. "Hanya 15%," tutur Dan
Tabes 601 Palembang tentang tingkat kesadaran berlalu-lintas
warga kota ini. Anak-anak muda yang ngebut masih sering
disaksikan, terutama di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman.
Bahkan belum lama ini sebuah mobil sempat menabrak pagar
Balaikota Palembang karena ngebut. "Pengendaranya seperti mau
menyindir saya," kata Walikota Palembang, drs. H.A Dahlan Hy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini