Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - bus terbakar di KM 60.800 Tol Pandaan - Malang dikenali sebagai bus pariwisata bernopol K 1670 EW. Kebakaran terjadi sekitar pukul 07.30 WIB pada Minggu lalu, 6 Maret 2022.
Bus pariwisata itu mengangkut 48 orang di dalamnya. Api berhasil dipadamkan dan seluruh penumpang berhasil dievakuasi ke exit Tol Purwodadi. Seluruh penumpang pun selamat.
Unit PJR Polri Jatim 4 masih menyelidiki penyebab bus terbakar itu.
Beredar kabar bahwa kebakaran bus disebabkan penggunaan arus daya yang tidak sesuai yakni ada penumpang yang ngecas powerbank di bus.
Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dan Senior Investigator Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan mengungkapkan beberapa kemungkinan penyebab bus terbakar di Tol Pandaan - Malang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"KNKT tidak melakukan investigasi terhadap kasus ini, tapi kami pernah melakukan investigasi serupa," kata Wildan saat dihubungi Tempo hari ini, Senin, 7 Maret 2022.
Wildan mengatakan ada tiga hipotesa KNKT dalam kasus bus terbakar baru-baru ini:
Hipotesa Pertama
Kebakaran bus pariwisata itu kemungkinan dipicu dari kabel penumpang. Plug kabel yang berulang kali dicabut dari stop kontak dengan menarik kabelnya tanpa memegang dudukan atau bodi kabel. Penarikan paksa ini akan membuat inti kabel (metal) mulai putus satu demi satu.
Putusnya serabut kabel satu demi satu tersebut juga bisa diperburuk karena kabel ditekuk berlebihan 90 derajat secara berulang kali. Semakin lama, jumlah inti kabel yang putus akan lebih banyak dari inti kabel yang tersambung. Akibatnya, jumlah arus yang lewat ditampung oleh sejumlah kabel lebih sedikit dari desain awal.
Hal itu akan menyebabkan kabel panas karena dibebani melebihi kemampuan by design. Dari kondisi kabel putus, pada saat menempel kembali, join surface menjadi tidak sempurna dan terdapat gap. Dari gap ini akan terjadi flashover saat kabel hampir menyentuh pada jarak kurang dari 1mm. Terjadi loncatan bunga api karena ada beda tegangan dan jarak yang cukup untuk terjadinya flashover.
"Naiknya temperatur karena terjadinya arcing itu bisa sangat tinggi diatas rating daya tahan temperatur dari isolasi kabel. Akibatnya, isolasi itu ikut terbakar," ucap investigator KNKT Wildan.
Hipotesa Kedua
Terjadi korosi karena kondisi stop kontak yang terbuka dan tanpa grommet. Korosi pada kabel bisa terjadi karena isolasi terbuka, bisa diakibatkan goresan, gesekan, lecet, dan lainnya.
Korosi pada terminal bisa terjadi karena cover (insulator) terminal terkelupas, atau pun karena kontaminasi dengan bahan kimia atau kondisi lingkungan.
"Korosi menyebabkan sambungan antar kabel tidak sempurna. Akibatnya akan timbul panas bahkan arcing, sebagaimana proses kabel terbakar," ucap Wildan.
Hipotesa Ketiga
Stop kontak terbakar bisa memicu kebakaran. Stop kontak yang kualitasnya tidak baik, bagian dalam socketnya tidak bisa memegang male plug dengan secure. Sering kali terjadi yang satu socket memegang dengan erat male pin, namun yang satunya lagi kendur.
Akibat dari hal tersebut bisa timbul arcing antara male pin dan socket surface. Jika Arcing terjadi maka kebakaran akan terjadi dengan proses yang sama dengan yang terjadi pada kabel terbakar.
"Penggunaan stop kontak rumahan pada bus sebenarnya sangat berisiko karena bisa memicu terjadinya arcing atau short circuit. Oleh sebab itu, KNKT merekomendasikan penggunaan USB Port pada bus untuk keperluan charger handphone," ucap Wildan menjelaskan kasus bus terbakar.
Baca: Bus Terbakar di Tol Pandaan
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini