Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

5 Bahaya Pakai Baby Oil untuk Pelicin saat Bercinta

Ketimbang menggunakan baby oil untuk pelicin saat bercinta, sebaiknya pertimbangkan menggunakan lubrikan dengan bahan dasar ai

19 Mei 2020 | 22.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang menggunakan pelumas saat bercinta, seperti baby oil. Namun baby oil kurang pas digunakan untuk pelumas karena merupakan cairan berbasis minyak. Namun yang ideal pelumas untuk berhubungan seksual menggunakan cairan berbasis air. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baby oil adalah minyak mineral dengan bahan petroleum. Ketika memilih lubrikan untuk bercinta, sebaiknya jangan menggunakan baby oil karena beberapa pertimbangan berikut ini. 

Bahaya menggunakan baby oil saat bercinta

1. Sulit dibilas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengingat baby oil berbahan dasar minyak dan bukan air, maka akan sulit membilasnya dari kulit. Artinya, baby oil akan tetap menempel di kulit hingga terangkat lewat cleansing. Bahkan, membilas baby oil dengan air dan sabun saja tidak akan cukup ketika digunakan untuk bercinta. Lebih jauh lagi, perlu dibersihkan dengan cara digosok yang bisa saja menyebabkan iritasi.

2. Risiko infeksi

Lubrikan berbahan petroleum bisa meningkatkan risiko infeksi vagina. Menurut penelitian, perempuan yang kerap menggunakan baby oil untuk pelumas saat bercinta berisiko dua kali lipat lebih tinggi mengalami vaginosis akibat bakteri dibandingkan dengan yang tidak memakai baby oil.

Tak hanya itu, menggunakan baby oil pada vagina juga bisa meningkatkan risiko mengalami infeksi jamur. Sama seperti sabun pembersih kewanitaan yang membuat pH alami sekitar vulva dan vagina terganggu, baby oil juga bisa mengundang infeksi jamur.

3. Bisa merusak kondom

Bagi yang bercinta dengan kontrasepsi seperti kondom, menggunakan baby oil untuk pelumas dapat merusak kondom berbahan latex dengan cepat. Bahkan menurut penelitian, kondom bisa rusak hanya dalam hitungan menit setelah terkena baby oil atau minyak lainnya. Jika kondom rusak atau robek, artinya perlindungan seksual yang diberikan tidak maksimal. Hal ini berisiko menyebabkan infeksi menular seksual atau hamil bagi yang sedang tidak ingin memiliki keturunan. Bahkan jika baby oil tidak terkena langsung dengan kondom, semisal digunakan saat masturbasi dilanjutkan dengan bercinta tanpa membilasnya terlebih dahulu, bahan latex dari kondom tetap bisa hancur.

4. Meninggalkan bekas di sprei dan pakaian

Sama seperti jenis minyak lainnya, baby oil untuk pelumas dapat meninggalkan bekas di sprei dan pakaian atau jenis kain apapun. Apabila sudah terkena, sulit untuk menghilangkannya.

5. Merusak sex toys

Tak hanya kondom, menggunakan baby oil untuk pelumas juga dapat merusak sex toys yang digunakan. Terutama sex toys yang berbahan silikon, karet, latex, atau plastik. Paparan zat petroleum dalam baby oil akan merusak material itu dan dikhawatirkan partikel kecilnya membahayakan.

Ketimbang menggunakan baby oil untuk pelumas, sebaiknya pertimbangkan menggunakan lubrikan dengan bahan dasar air. Jenis lubrikan ini aman digunakan bahkan jika bersentuhan dengan kondom atau sex toys. Memang lubrikan dengan bahan air lebih cepat kering, namun bisa diaplikasikan kembali kapan saja.

Selain itu, lubrikan dengan bahan silikon juga bisa jadi alternatif. Biasanya, teksturnya lebih licin dan bertahan lebih lama ketimbang lubrikan berbahan dasar air. Tak hanya aman, lubrikan dengan bahan air atau silikon juga lebih mudah dibersihkan. 

Selain baby oil untuk pelumas, ada beberapa jenis cairan lain yang sebaiknya tidak digunakan sebagai lubrikan. Beberapa di antaranya petroleum jelly, minyak zaitun, lotion, whipped cream, mineral oil, butter, rubbing alcohol, dan minyak goreng. 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus