Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bencana tanah bergerak yang terjadi di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, menyebabkan kerusakan setidaknya 23 bangunan dan bagian jalan sepanjang satu kilometer.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko mengatakan bahwa ada 24 warga yang mengungsi akibat pergeseran tanah yang terjadi di Bojong Koneng.
"Dari kejadian ini yang terdampak 20 KK, kemudian yang terancam saat ini 177 KK dari dua RW dengan total (penghuni) 589 jiwa," kata Aris saat mengunjungi lokasi bencana, Kamis, 15 September 2022.
Ia menuturkan bahwa pergeseran tanah mulai menyebabkan permukaan jalan retak pada Rabu, 14 September 2022 siang dan kejadian itu mendorong warga yang tinggal di sekitarnya mengungsi ke rumah kerabat.
Saat ini satu kilometer dari dua kilometer jalan yang dibeton oleh Pemerintah Desa Bojong Koneng pada tahun 2021 rusak akibat tanah bergerak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi jalan yang terbelah akibat pergerakan tanah di Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat 16 September 2022. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat akibat pergeseran tanah, 18 unit rumah mengalami kerusakan serta menyebabkan retakan-retakan di tanah, dinding, plafon dan lantai rumah warga serta akses jalan sudah tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda dua ataupun roda empat. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Aris mengemukakan kemungkinan hujan deras yang turun sejak Senin, 12 September memicu pergeseran tanah di Desa Bojong Koneng, yang berada di daerah perbukitan.
"Sebelumnya tiga hari hujan berturut-turut di sini, sore itu (Rabu) pada pukul 15.30 WIB tanah mulai bergerak," kata Aris.
Di samping itu, Kecamatan Babakan Madang termasuk wilayah yang rawan mengalami pergeseran tanah di Kabupaten Bogor.
Badan Informasi Geospasial (BIG) menyatakan bahwa ada 10 kecamatan di Kabupaten Bogor yang berisiko tinggi mengalami bencana akibat pergerakan tanah, yakni Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Citeureup, Babakan Madang, Sukamakmur, Tamansari, Tenjolaya, Cijeruk, dan Cigombong.
"Ada beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan kawasan rawan gerakan tanah, di antaranya topografi wilayah tersebut. Asumsinya, semakin curam tentu akan semakin rentan terjadinya gerakan tanah," kata Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG Ferrari Pinem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini