Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kudis adalah penyakit kulit yang menyebabkan gatal, kulit memerah, dan mengelupas. Penyakit ini juga menular tapi bisa diatasi dengan mudah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak seperti penyakit kulit lain yang kebanyakan disebabkan alergi, virus, atau keturunan, kudis biasanya disebabkan oleh kutu berukuran sangat kecil dan membuat gatal (Sarcoptes scabiei var. hominis) yang bersarang dan bertelur di lapisan teratas kulit manusia. Penyakit ini banyak dialami penduduk di daerah padat, kumuh, dan tak sehat, seperti Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, Australia bagian utara dan tengah, Karibia, India, dan Asia Tenggara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel terkait:
Hati-hati, Sekolah Bisa Jadi Tempat Penyebaran Kudis
Waspadai Kudis dan Kutu Bila Pakai Baju Baru Tanpa Dicuci Dulu
Kudis juga bisa menyebar di tempat-tempat umum karena adanya kontak badan, seperti bangsal perawatan, lembaga pemasyarakatan, dan tempat penitipan anak. Penyakit ini bahkan bisa menular karena bersalaman atau berpegangan tangan, begitu kata Departemen Kesehatan Masyarakat di Illinois, Amerika Serikat.
“Penularan kudis biasanya lewat kontak langsung antarmanusia, orang tua ke anak-anak, perkembangan kuman biasanya 24-36 jam,” jelas Karnika Kapoor dari Kantor Kesehatan Manhattan di Amerika Serikat kepada Live Science.
Tanda adanya kudis tentu saja rasa tak nyaman di kulit, seperti gatal, bentol-bentol merah, dan kulit mengelupas, biasanya di jari atau antara jari. Rasa gatal bisa semakin parah pada malam hari.
Pada anak-anak, kudis biasanya muncul di leher, kulit kepala, wajah, telapak tangan, tumit, dan kaki. Pada orang yang pernah terserang kudis, gejala bisa muncul dalam beberapa hari.
Pada orang yang belum pernah terkena kudis, gejalanya terlihat setelah sekitar enam minggu dari pertama kali tertular. Untuk mengobati kudis, dokter akan memeriksa kulit pasien dengan mikroskop untuk melihat perkembangan kutu atau telur-telurnya.
Bila sudah terdiagnosa, pengobatannya mudah, misalnya dengan mengoleskan krim yang mengandung insektisida yang disebut permethin, bisa juga dengan obat minum yang disebut livermectin.