Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KETUA Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad belum turun dari podium ruang pertemuan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada Sabtu dua pekan lalu. Ia baru menyelesaikan paparan tentang masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia. Tapi ia cepat berpamitan. "Saya ada urusan sebentar, nanti kembali lagi," katanya kepada ratusan mahasiswa yang hadir.
Hari itu, ia diundang Asian Law Students Association menjadi pembicara seminar tentang korupsi. Setelah berpamitan, ia menyerahkan forum kepada Warih Sardono, Kepala Deputi Penindakan KPK. Samad kemudian bergegas menuju mobilnya dan segera melaju ke Bandar Udara Adisutjipto.
Di sana, Gubernur Jakarta Joko Widodo sebentar lagi tiba. Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu baru saja mengunjungi rumah mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif dan Perguruan Taman Siswa. Ia hendak melanjutkan safari politiknya ke Surabaya. Ia mengaku terkejut mendapati Samad sudah menunggunya di lounge VIP. Tapi keduanya lalu berbincang 15 menit sebelum Jokowi beranjak salat.
Muka Samad merona ketika ditanya apakah kedatangannya untuk membicarakan posisi calon wakil presiden. Ia berkilah hendak kembali ke Jakarta dan tak sengaja bertemu dengan Jokowi. "Tuhan yang mempertemukan kami," ujar Samad.
Samad memang disebut-sebut sebagai calon lain pendamping Jokowi. Dari awal, ia masuk sepuluh nama hasil seleksi tim bentukan PDI Perjuangan—bersama antara lain Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. Tapi, baru pertengahan pekan lalu, kemungkinan memasangkan Jokowi dengan Samad menguat di kalangan internal pengurus partai itu. Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto tak membantah nama Samad masuk bursa bakal calon wakil presiden. "Kami minta tim sukses menampilkan calonnya sebagai pilihan terbaik, mengingat nanti hanya satu yang dipilih," katanya Jumat pekan lalu.
Samad juga tak membantah namanya masuk bursa calon pendamping Jokowi. Jika benar-benar terpilih, ia ingin diberi kewenangan dalam bidang penegakan hukum, reformasi birokrasi, dan pengawasan pembangunan. Ia juga menegaskan tak ingin menjadi pasangan calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Hingga akhir pekan lalu, belum ada keputusan final tentang siapa calon wakil presiden pilihan partai Banteng. Sumber Tempo yang mengetahui proses penggodokan bakal calon wakil presiden mengatakan tim sukses masih menimbang siapa yang terbaik antara Jusuf Kalla dan Samad. "Setiap nama dinilai positif dan negatifnya. Yang paling banyak positifnya yang akan diambil," ujarnya.
Jokowi tak membantah kemungkinan Samad menjadi pendampingnya pada pemilihan presiden 9 Juli 2014. Ia mengatakan bakal calon dari Makassar tak cuma satu. Ketika ditanya apakah calonnya Samad, Jokowi tersenyum penuh arti. "(Samad) dan…," ujarnya di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, sebelum terbang ke Manado pada Jumat sore pekan lalu.
Kartika Candra, Ananda Teresia, Rusman Paraqbueq (Jakarta), Sundari, Shinta Maharani (Yogyakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo