Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HOTEL Mandarin jadi riuh pada Kamis malam pekan lalu. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengumpulkan pengurus pusat dan daerah membahas gempa bumi yang menimpa partai setelah diketahui bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi akan menangkap Setya Novanto, ketua umum partai itu.
Datang ke sana para elite Golkar. Selain Idrus, terlihat Bendahara Umum Robert Joppy Kardinal, Wakil Sekretaris Jenderal M. Surmaji, Ketua DPP Bidang Hubungan Legislatif, Eksekutif, dan Lembaga Politik M. Yahya Zaini, serta Ketua DPP Bidang Kepartaian Kahar Muzakir. Sejumlah ketua pengurus provinsi juga hadir. "Kami membahas penataan internal partai," ujar Idrus.
Konsolidasi malam itu memang sudah diagendakan sejak siang. Informasi itu pun telah tersiar kepada para pewarta di Senayan sejak awal. Seorang politikus Golkar mengatakan pertemuan itu dibuat karena mereka sudah tahu sejak siang bahwa KPK bakal menangkap Setya. Malam itu, Setya terluka karena, dalam pelariannya, mobil yang dia tumpangi menabrak tiang lampu jalan di Permata Hijau, Jakarta Selatan.
Dalam pertemuan Mandarin itu, Idrus mengajak koleganya membahas pelbagai strategi menyelamatkan partai jika benar-benar Setya masuk penjara. Satu yang dibahas adalah usul menunjuk calon pelaksana tugas ketua umum. "Idrus Marham yang akan ditunjuk," kata peserta pertemuan. "Ia punya jaringan luas dan masih dipercaya Setya Novanto."
Idrus menampik kabar bahwa teman-temannya akan menunjuknya sebagai pelaksana tugas ketua umum. Ia mengatakan rapat membahas perayaan ulang tahun Golkar ke-53. "Tugas dan fungsi partai sudah dibagi dan berjalan dengan sendirinya," tuturnya.
Idrus boleh membantah, tapi seorang ketua Golkar daerah mengatakan, agaknya, Idrus punya misi khusus mengumpulkan dukungan untuk Setya. Idrus meminta pengurus pusat dan daerah tak menyuarakan usul musyawarah nasional untuk mengganti Setya. "Kita doakan agar Ketua Umum sembuh lebih dulu," ujar Idrus seperti ditirukan pengurus Golkar itu.
Mahyudin, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Golkar, mengkonfirmasi cerita itu. Ia mengatakan pengurus pusat dan daerah kemudian menyatakan solid mendukung Setya hingga 2019 atas permintaan Idrus. "Dia mengatakan teman-teman tetap solid mengawal hasil Munas Bali," ujar Mahyudin, Jumat pekan lalu.
Sebetulnya rapat Mandarin itu penegasan dari rapat empat hari sebelumnya. Di kantor Golkar, para ketua Golkar daerah berikrar tetap setia di belakang Setya. "Kami secara bulat mendukung kepemimpinan beliau sampai berakhir masa jabatannya," kata I Ketut Sudikerta, Ketua Golkar Bali, Ahad dua pekan lalu.
Pernyataan Sudikerta dan pengurus Golkar daerah itu adalah gong dari permintaan sejumlah pengurus daerah agar Setya diganti supaya tak mempengaruhi suara Golkar dalam pemilu tahun depan akibat tersangkut perkara korupsi. Beberapa pengurus pusat menyuarakan hal yang sama, tapi Setya sudah memecat mereka.
Setya, menurut seorang politikus, cemas terhadap suara yang menginginkan musyawarah nasional selepas dia menjadi tersangka kembali kasus itu pada 31 Oktober lalu. Setya bisa mencegah keinginan musyawarah jika mendapat dukungan penuh dari pengurus daerah, atau minimal pengurus provinsi yang memberontak kepadanya tidak mencapai dua pertiga dari total 34 dewan pimpinan daerah.
Selain mempertahankan kursi Ketua Golkar, Setya harus memagari posisinya dari rongrongan rival politik luar partai yang menginginkan kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat. Sepanjang Kamis pekan lalu, para politikus Senayan mulai membicarakan pengganti Ketua DPR seandainya Setya jadi dicokok KPK dan masuk penjara.
Untuk mencegah suara-suara itu jadi bola liar, Ketua Fraksi Golkar di DPR, Robert Kardinal, mengumpulkan beberapa pengurus partainya di ruangan fraksi di lantai 12 Gedung Nusantara I. Hadir di antaranya Sekretaris Fraksi Agus Gumiwang Kartasasmita serta anggota fraksi seperti Adies Kadir dan Kahar Muzakir.
Idrus Marham juga ada dalam pertemuan itu. Informasi dari seorang pengurus Golkar menyebutkan rapat fraksi itu membahas berbagai kemungkinan langkah Golkar dalam menghadapi upaya penggulingan Setya. Salah satunya mencegah Mahkamah Kehormatan DPR memutuskannya melanggar etika setelah berstatus tersangka.
Robert mengakui adanya pertemuan fraksinya tersebut. Ia berdalih, perbincangan mereka hanya membahas persiapan rapat kerja nasional dan ulang tahun Golkar. Dia mengaku Fraksi Golkar belum bersikap apa pun. "Fraksi itu menunggu perintah dari DPP," kata Robert di Senayan, Kamis pekan lalu.
Para politikus Golkar yang menjadi anggota Dewan Kehormatan Golkar segera mengumpulkan anggota lain setelah rapat Golkar selesai. Materi rapat membahas sikap Mahkamah terhadap Setya yang diduga terlibat korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik yang merugikan negara Rp 2,3 triliun. "Tidak ada yang mendesak Setya diganti dari kursi Ketua DPR, meski ada pembicaraan soal itu," ujar Adies Kadir.
Ia mengatakan hasil rapat internal Mahkamah Kehormatan akhirnya memutuskan masalah etik Setya yang berstatus tersangka korupsi menunggu penanganan perkaranya di KPK. "Hasil dari aparat penegak hukum tersebut yang akan ditindaklanjuti," kata Adies. Misi Golkar untuk sementara berhasil.
Pada Kamis menjelang magrib, Setya Novanto tiba-tiba muncul di layar televisi, meski hanya suaranya. Kepada reporter Metro TV, Hilman Mattauch, Setya mengatakan akan menemui teman-teman Golkarnya di Hotel Mandarin. Ia berbicara sekitar 4 menit.
Belakangan diketahui, rupanya Hilman dan Setya berada di dalam satu mobil yang dikemudikan Hilman. Ajudan Setya, Ajun Komisaris Reza, turut menumpang di mobil itu. Hilman dan Reza tak cedera apa pun setelah mobil Fortuner itu menabrak tiang lampu di Jalan Permata Hijau. Sedangkan Setya, yang lecet dan baret, dilarikan ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau.
Kecelakaan itu tak urung turut mempengaruhi rencana-rencana Golkar menghadapi pemeriksaan KPK, serangan kolega mereka di DPR, juga keinginan melengserkan Setya dari kursi ketua di dalam partai. Suara melengserkannya juga datang dari para politikus senior.
Mantan Ketua Umum Golkar, Akbar Tandjung, mendesak partai agar segera mengganti Setya. "Tidak ada langkah lain, Golkar harus segera melakukan perbaikan. Golkar harus segera menyiapkan pergantian kepemimpinan," ujar Akbar setelah Pembukaan Musyawarah Nasional Keluarga HMI di Medan, Jumat pekan lalu.
Menurut dia, apa yang menimpa Setya akan mempengaruhi suara Golkar dalam pemilihan umum. Bagaimanapun, kata dia, ketua partai akan mempengaruhi kerja pengurusnya untuk mendapat banyak suara. "Waktu tidak panjang, kita harus menuntaskan sekarang," ujarnya.
Agaknya pertarungan di dalam Golkar akan kian mengeras. Jusuf Kalla, mantan Ketua Umum Golkar setelah Akbar, juga acap menyerang Setya dengan pernyataan-pernyataannya. Ketika dimintai komentar soal luka akibat kecelakaan, Kalla malah mengatakan pengakuan itu perlu dicek silang oleh dokter lain. "Banyak yang bersembunyi di balik surat dokter," katanya.
Rusman Paraqbueq, Wayan Agus Purnomo, Budiarti Utami Putri, Iil Askar Mondza
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo