Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Aksi Muda-mudi Bersihkan Kali

Ketenaran Pandawara Group dalam bersih-bersih melahirkan aksi serupa di sejumlah daerah. Ada juga yang melakukan terlebih dulu.

22 Januari 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pimpinan World Clenaup Day Indonesia Andy Bahari (tengah) saat melakukan bersih-bersih sungai Ciliwung. Dok World Cleanup Day Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah pesan masuk ke fitur chat akun Instagram Andy Bahari pada November tahun lalu. Isinya berupa ajakan dari seorang kreator konten bernama Jerhemy Owen yang sedang kuliah di Belanda untuk mengadakan kegiatan bersih-bersih Sungai Ciliwung. Tujuannya ingin meningkatkan kesadaran anak muda perihal perubahan iklim dan isu sampah. “Sehingga mereka jadi terbiasa dan sadar bahwa kegiatan cleanup atau tidak buang sampah sembarangan dan mengelola sampah dengan bijak menjadi hal umum serta gaya hidup,” kata pemimpin gerakan World Cleanup Day Indonesia (WCDI) itu kepada Tempo, Kamis, 19 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah dua bulan berdiskusi secara virtual, rencana tersebut terlaksana pada Sabtu, 14 Januari 2023. Berlokasi di Delta 15 Ciliwung, Bogor, Jerhemy dan Andy mengajak belasan kreator konten lain untuk memungut sampah di lokasi tersebut. Kreator konten yang hadir antara lain Leonardo Edwin, Turah Parthayana, Jehian Sijabat, Dennis Kho, Erika Richardo, Vania Herlambang, Rian Farhadi, Bima Backpacker Tinggi, Rinaldi Nur Ibrahim, serta Pandawara Group yang tengah viral karena konten membersihkan sungai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Acara ini turut melibatkan 10 relawan yang dipilih dari 513 pendaftar untuk mengikuti kegiatan bersih-bersih, sharing session tentang lingkungan, serta meet and greet content creators. Total peserta yang terlibat dalam kegiatan bersih-bersih itu lebih dari 127 orang. Muda-mudi itu terbagi dalam tiga kelompok. Ada yang membersihkan di tepi sungai, bagian tengah, bahkan menyelam.

Kegiatan bersih-bersih Ciliwung. Dok World Cleanup Day Indonesia

Terkumpul 1,35 Ton Sampah

Dalam menjalankan aksinya, mereka dilengkapi dengan sarung tangan, helm, dan jaket pelampung oranye. Selama satu jam menjalankan kegiatan itu, Andy mengatakan ada 85 karung sampah yang terkumpul dengan berat sekitar 1,35 ton. Sampah tersebut tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), melainkan dipilah ulang dan daur ulangnya dilakukan oleh Waste4Change, perusahaan manajemen sampah yang mendukung konsep zero-waste to landfill dan circular economy. Sampah residu atau sulit didaur ulang akan diproses mitra Waste4Change menjadi bahan RDF untuk pembuatan semen.

Selain kegiatan bersih-bersih Ciliwung bersama kreator konten, Andy bersama WCDI telah terlibat dalam program serupa secara serentak di 34 provinsi sejak 2018. Ia bersama gerakannya juga berupaya mengadakan satu kegiatan bersih-bersih tiap bulan. Lokasinya berpindah-pindah, dari Waduk Pluit, Sungai Citarum, juga pantai. “Pernah juga di car-free day. Enggak selalu di satu tempat. Tapi di antara semua cleanup, Ciliwung menjadi lokasi yang sering dikunjungi karena sampahnya tiap hari banyak,” ujar pemuda berusia 33 tahun itu.

Kegiatan utama gerakan World Cleanup Day Indonesia masih seputar membersihkan lingkungan dari sampah. Namun, di beberapa daerah, anggota WCDI merancang programnya masing-masing. Ada yang berfokus ke pengolahan sampah dengan metode Takakura dan memanfaatkan lubang biopori. Kemudian ada pilah sampah dari rumah, touring, tanam pohom, hingga tanam koral. “Tapi itu secondary act yang selalu benang merahnya di cleanup,” ujar pria asal Medan tersebut.

Aksi anak muda bersih-bersih sungai ini tengah viral di media sosial, terutama di TikTok. Salah satunya kegiatan Pandawara Group. Kelompok pemuda asal Bandung ini terpilih sebagai salah satu TikTok Local Heroes dalam Year on TikTok 2022, beberapa waktu lalu. Konten mereka dipilih karena memberi pengaruh positif, inspiratif, dan mengedukasi masyarakat.

Kalangsari Pride, kelompok pemuda asal Tasikmalaya, yang melakukan aksi bersih-bersih sampah di sungai. Dok Kalangsari Pride

Hadapi Ular hingga Bangkai Hewan

Kegiatan Pandawara Group turut melahirkan inisiatif serupa di sejumlah daerah. Salah satunya datang dari Komunitas Kalangsari Pride di Kota Tasikmalaya. Kelompok yang digawangi 11 pemuda dari Kalangsari ini juga membuat konten di media sosial tentang gerakan bersih-bersih sungai. Salah satu alasannya juga karena banjir yang kerap muncul apabila turun hujan. Aksi peduli lingkungan ini dimulai sejak November tahun lalu.

Anggota Karangsari Pride antara lain Angga Anugerah, 21 tahun, Muhammad Rifqi Azkia (22), Ichsan Nurul Haq (20), Ryan Herdiana (15), Diki Hermawan (17), Toni Nurohman (21), Anwar Saepul Millah (17), Candra Nugraha (15), Zahran Median (17), Muhammad Dalfa (16), dan Asep Asrul Saepul Mikdar (17).

Keakraban mereka dimulai dari sering nongkrong dan bermain bersama di saung. Lalu pada 2019, para pemuda ini sepakat membentuk komunitas. Namun fokus mereka saat itu bukan ke masalah sampah, melainkan bisnis ikan cupang. “Terus kami kepikiran dari konten Bandung, Pandawara. Masa di Tasik enggak ada,” ujar Ichsan. 

Sejak November 2022, Ichsan dkk menelusuri sungai-sungai terdekat dari tempat tinggal mereka dan membersihkannya dari tumpukan sampah. Kegiatan bersih-bersih ini mulai rutin dilakukan setiap Ahad pukul 07.00-11.00. Mereka menyiapkan "alat tempur" berupa cangkul, garukan, sarung tangan, dan kantong plastik sampah berukuran besar. Untuk cangkul dan garukan, mereka meminjamnya dari RT dan warga setempat. Perlengkapan lainnya dibeli dengan uang pribadi.

Kalangsari Pride, kelompok pemuda asal Tasikmalaya, yang melakukan aksi bersih-bersih sampah di sungai. Dok Kalangsari Pride

Pada awal melakukan gerakan ini, Ichsan dan yang lainnya mengaku merasa jijik hingga muntah-muntah. Namun kini, Ichsan dan kawan-kawan sudah terbiasa. Total sudah ada delapan titik sungai yang mereka sasar untuk dibersihkan, yaitu Cipeucang dan Cisalim yang berada di dekat lokasi tempat tinggal. Kemudian sungai di Lengkong, Pasar Pancasila, Ampera, Cibeureum, Tawangbanteng, Kalektoran, dan Sirnagalih.

Selain sampah, mereka pernah menghadapi ular dan bangkai kucing, tikus, serta ayam. Apalagi aksi mereka dilakukan dengan alat pelindung seadanya. Baru ketika turun di lokasi sungai ketujuh dan sudah diketahui masyarakat luas, pemerintah setempat memfasilitasi mereka dengan alat pelindung diri (APD). Dalam sekali turun ke satu lokasi, mereka bisa mengumpulkan sampah hingga 30 kantong. Sampah-sampah itu nantinya mereka bawa ke tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat.

Tak ketinggalan, dokumentasi kegiatan bersih-bersih juga mereka siapkan. Toni dan Ichsan bertugas sebagai videografer. Kemudian Angga, yang turut dibantu Ichsan, mengedit video dan mengunggahnya ke media sosial, seperti Instagram dan TikTok. Rifqi berharap konten aksi mereka dapat menjadi contoh bagi anak muda lainnya, terutama di Tasikmalaya, yang kini sedang rawan geng motor dan begal. “Semoga kami bisa memberikan contoh baik bagi teman dan pemuda yang belum sadar, masih lalai, dan belum peduli sama lingkungan,” ucap Rifqi.

Selama beberapa bulan ini rutin membersihkan sungai, Rifqi dkk pun sudah jarang merasakan banjir menerjang kawasan Karangsari. Walau sampah kiriman tetap ada, Rifqi mengaku kelompoknya tak kehilangan semangat untuk membersihkan sungai. Apalagi kegiatan mereka ini juga mendapat dukungan penuh dari RT dan RW setempat serta pemerintah.

Brigade Evakuasi Popok mengevakuasi sampah popok di Sungai Brantas, Jawa Timur. Dok pribadi

Pasukan Pembersih Popok

Di Jawa Timur, ada Brigade Evakuasi Popok (BEP) yang sudah lama melakukan aksi bersih-bersih sungai dari sampah popok di Jawa Timur. Mereka adalah Azis, Prigi Arisan, Muhammad Kholid Basyaiban, M. Alaika Rahmatullah, Rully Mustika Adya, Radika Aprilianti, dan Firly Masulatul Jannah. Brigade Evakuasi Popok ini merupakan komunitas di bawah naungan Ecoton, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pemulihan lingkungan sungai. Kelompok itu dibentuk pada 2017.

Saat itu, Azis dkk sering melakukan susur sungai untuk melakukan pengecekan kualitas air, melihat pohon, hingga biota-biota di sungai. Setiap kali melakukan aktivitas tersebut, baling-baling perahu mereka sering terlilit popok. “Popok itu enggak hanya di permukaan, tapi juga di tengah-tengah sungai,” tutur Azis, Koordinator BEP. Karena sering menemukan popok, terlintas ide untuk membentuk komunitas baru yang memberi perhatian khusus pada sampah popok. “Karena Ecoton, kan, concern ke air. Akhirnya kami bentuk BEP.”

Setelah resmi terbentuk, para anggota BEP langsung bergerak walaupun belum memiliki program khusus. Mereka menyusuri Sungai Brantas dan melakukan audit sampah. Hasilnya, popok berada di urutan kedua dalam daftar sampah terbanyak yang mencemari sungai setelah plastik. Di urutan ketiga adalah sampah kain, celana, baju, dan unsur organik. Temuan itu kemudian disinkronisasi dengan ketersediaan sarana dan prasarana, seperti tempat sampah, di pinggir sungai. “Ternyata jarang kami temukan sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah desa atau kabupaten/kota untuk warga membuang sampahnya,” ujar Azis.

BEP kemudian melakukan safari di beberapa daerah yang dilalui Sungai Brantas. Hasilnya, BEP menemukan masyarakat di sekitar bantaran kali yang melewati 16 kabupaten dan kota di Jawa Timur itu memiliki kebiasaan serupa, yaitu membuang sampah sembarangan ke sungai. Dalam pengamatannya pula, BEP menemukan ada 50 kali orang membuang sampah di satu jembatan.

Brigade Evakuasi Popok memungut limbah popok bayi di Sungai Brantas, Kota Mojokerto, Jawa Timur. Tempo/Ishomuddin

Sampah popok sekali pakai memiliki dampak yang berbahaya bila dibuang ke sungai. Komponennya sebanyak 70 persen terbuat dari plastik. Ketika dibuang ke sungai, gel-gel plastik ini akan terfragmentasi menjadi mikroplastik yang mengandung senyawa pengganggu hormon. Riset Ecoton menemukan bahwa biota di sungai terkontaminasi positif. “Mikroplastik dimakan ikan, ikan dimakan manusia. Sama saja, nih, kita makan kontaminan dari mikroplastik. Jadi sumber segala penyakit.”

Setiap kali mengangkut sampah popok itu, para anggota BEP dilengkapi dengan pakaian hazmat, kacamata, sarung tangan, dan masker gas. Azis mengatakan, hal itu dilakukan sebagai bentuk pelindungan diri dari infeksi karena popok merupakan limbah residu atau sulit didaur ulang. Apalagi sampah popok yang ditemukan bukan hanya diaper bayi, tapi juga popok dewasa atau lanjut usia.

Setelah sampah-sampah diangkut, pasukan pembersih popok tak langsung membawanya ke tempat penampungan sementara (TPS) ataupun tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah. Mereka justru memboyong ke dinas lingkungan hidup setempat. “Kita minta mereka menyediakan sarana,” ujar Azis. Dari rekapan BEP, pelayanan sampah di kabupaten dan kota hanya 40 persen.

Selain itu, BEP kerap melakukan unjuk rasa di kantor-kantor wali kota agar pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan sarana dan prasarana pembuangan sampah, serta mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai. Protes tersebut, kata Azis, ada yang menyambutnya positif. Tapi tak jarang pula mereka disebut tukang resek. Namun salah satu daerah yang menjalankan rekomendasi BEP adalah Kota Malang. Sungai di kota tersebut kini sudah dilengkapi terali agar orang-orang tidak bisa melempar sampahnya. “Di sisi jembatan dikasih drop box point popok,” kata Azis.

Di luar kegiatan mengangkut popok, BEP juga melakukan advokasi dan pemberdayaan ke masyarakat. Mereka mendorong masyarakat menggunakan popok kain. Awalnya banyak yang masih menolak cloth diaper (clodi) karena harganya yang mahal. BEP lantas menyediakan sarana kredit tanpa bunga untuk masyarakat agar bisa mencicil pembelian clodi. Kemudian mereka juga memberi fasilitas atau sarana laundry popok beserta toko refill.

FRISKI RIANA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus