Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RENCANA besar itu diungkapkan Muhammad Alfian Nurzi akhir tahun lalu. Kepada teman-temannya di komunitas fotografer Pontianak, lelaki 23 tahun ini menyatakan cita-citanya menjadi wartawan perang. Ia juga mengatakan hal itu kepada orang tuanya, Hefzi Abdul Razak dan Nurhikmah. "Dia ingin ke Timur Tengah," ujar Hefzi di rumahnya di Tanjung Hulu, Pontianak, Sabtu dua pekan lalu.
Menurut Hefzi, anaknya menyampaikan rencana itu sepulang umrah, September tahun lalu. Hampir empat bulan kemudian, pada 16 Januari, Alfian pamit mencari kerja ke Arab Saudi. "Dia kumpulkan sendiri biaya perjalanan dan biaya hidup di sana," kata Hefzi. Alfian membawa juga satu set kameranya.
Pada Jumat dua pekan lalu, Alfian mendadak menjadi berita besar. Polisi menyatakan dia bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Mahasiswa semester terakhir Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Pontianak ini disebutkan berada di Mosul, kota di Irak Utara yang dikuasai kelompok itu. "Informasinya kami dapat beberapa waktu lalu," kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto.
Hefzi membantah kabar bahwa putra tunggalnya itu bergabung dengan ISIS. Ia hanya membenarkan bahwa Alfian mengatakan berada di Mosul ketika terakhir kali menghubunginya melalui telepon pada 11 Maret lalu. "Dia aman-aman saja di sana," ujar Hefzi.
Alfian kerap berkomunikasi dengan para sahabatnya. Di antaranya Sugih Wira Mantiri. Sugih mengatakan berkomunikasi dengan Alfian lewat jejaring sosial pada Kamis dua pekan lalu. "Ia mengaku berada di Turki," ujarnya. Menurut dia, Alfian mengatakan bekerja di media online internasional yang khusus memberitakan konflik.
Teman-temannya di Pontianak Photographer Community, tempat Alfian bergabung, mengatakan tidak pernah melihat pemuda itu berperilaku aneh. "Kami sering nongkrong dan nonton bioskop bersama," ujar Rully Adimas Putra, pengurus komunitas itu. Menurut dia, Alfian memang tak mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya.
Alfian dulu berambut gondrong. Ketika hendak berangkat umrah, ia memotong rambutnya. Ia memilih model ala band Korea alias K-pop: rambut dipotong pendek, berdiri tegak di bagian depan. Pemuda berkulit putih ini sering tampil modis, mengenakan jins ketat dan kemeja atau kaus oblong, juga melilitkan syal di leher, dengan aroma parfum tajam.
Di akun Instagram miliknya, Alfian mengaku penggemar Patrick Star, salah satu karakter dalam film animasi SpongeBob SquarePants. Di laman Facebook, ia gemar memasang artikel dan foto tentang perang. Ia pun menyatakan diri sebagai penggemar fotografer fashion asal Inggris, Giuliano Bekor. Alfian mengunggah foto perempuan ayu di Facebook sehari sebelum menyatakan berada di Mosul.
Devri Fela, juga teman Alfian, mengatakan sahabatnya sering mengikuti pengajian dan mendengarkan ceramah agama sepulang umrah. "Kami menanggapinya positif karena ia ingin berubah lebih baik," ujarnya.
Rusman Paraqbueq (jakarta), Aseanty Pahlevi (pontianak)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo