Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Anies Baswedan Beri Nama Jalan Si Pitung, Siapakah Robin Hood dari Betawi ini?

Pada 20 Juni 2022, Gubernur DKI Anies Baswedan menetapkan 29 nama tokoh betawi sebagai nama jalan. Salah satu nama populer adalah Si Pitung. Siapa dia

22 Juni 2022 | 09.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga memasuki cagar budaya Legenda Betawie, Rumah Si pitung di kawasan Marunda, Jakarta Utara, 19 Juli 2015. Rumah Pitung merupakan salah satu kebudayaan Betawi. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Senin, 20 Juni 2022 lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan 29 nama tokoh Betawi sebagai nama jalan dan zona di beberapa daerah. Salah satu nama kondang yang mencuri perhatian adalah Si Pitung

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa orang menganggap nama tersebut adalah sekadar legenda, tetapi tidak sedikit pula masyarakat yang menilainya sebagai sosok sejarah. Lantas, siapakah sebenarnya Si Pitung?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir oleh historia.id, Si Pitung merupakan pemuda asal Kampung Rawa Belong yang termasuk Wilayah Ommelanden (pinggiran Batavia) pada sekitar abad ke-19. Ayahnya bernama Piung dan ibunya bernama Pinah pernah mengirimkan Si Pitung ke pesantren milik Haji Naipin. Di pesantren, Si Pitung tidak sekadar belajar mengaji, tetapi ia juga mendalami seni bela diri silat.

Kelak ketika Pitung beranjak dewasa, ia dikenal oleh masyarakat sebagai jawara silat yang baik hati. Ia memanfaatkan keahliannya tersebut untuk merampok dan membagikan hasil jarahannya kepada rakyat miskin. Sekilas tampak cerita Robin Hood ala Betawi.

Berkat tindakannya itu, Si Pitung sempat menjadi buronan kelas kakap kepolisian kolonial. Namun, ia selalu berhasil lolos dari kejaran polisi dan berulang kali sukses melepaskan diri dari jeruji besi.

Kelihaiannya dalam bersilat dan meloloskan diri inilah yang diduga-duga oleh masyarakat bahwa Si Pitung memiliki kekuatan supranatural. Dugaan ini menjadikan sosok Si Pitung layaknya legenda belaka yang berkembang di kalangan masyarakat Betawi.

Namun, sejarawan Belanda, Margreet van Till, dalam artikelnya In Search of Si Pitung: The History of an Indonesian Legend berusaha menggali bukti-bukti sejarah mengenai eksistensi Si Pitung dalam kehidupan nyata. Salah satu bukti yang dikemukakan oleh Margreet adalah catatan surat kabar Hindia Olanda yang memberitakan perampokan yang dilakukan Si Pitung pada rentang 1892 - 1893.

Dalam catatan tersebut, nama Si Pitung terkadang dituliskan sebagai Si Bitoeng atau Pitang hingga akhirnya penyunting catatan konsisten menulisnya sebagai Si Pitung. Namun, Margreet justru mengungkapkan bahwa julukan tersebut bukanlah nama asli. Margreet menyatakan bahwa nama asli Si Pitung adalah adalah Salihoen. 

Sayangnya, terlepas dari kebenaran identitas Si Pitung, kisah kematiannya jauh lebih terkesan mistis. Beberapa orang percaya bahwa Si Pitung meninggal sebab kehilangan jimatnya, yakni rambutnya sendiri. Namun, Margreet menyangsikan kisah jimat tersebut dan lebih menegaskan bahwa Si Pitung memang telah lama menjadi buronan kepolisian.

Pada akhirnya, aksi heroisme yang ditunjukkan oleh Si Pitung dicoba untuk diabadikan oleh beberapa sineas dan pekerja seni. Pada 1910, cerita Si Pitung diangkat dalam Teater Stamboel. Kemudian, pada 1930-an dan 1970-an, kisah Si Pitung diabadikan dalam layar lebar dengan salah satu judul termasyhurnya yaitu Si Pitung Banteng Betawi

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus