Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Anies Baswedan Pamer Peringkat Kemacetan Jakarta 5 Tahun Terakhir Menurun

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan indeks kemacetan di Ibu Kota yang menurun sepanjang 2017-2021.

1 Maret 2022 | 15.25 WIB

Situasi lalu lintas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin, 14 Februari 2022. Pada 2021, tingkat kemacetan di Jakarta menurun menjadi 34 persen dengan kategori warna kuning, setelah pada 2020 mencapai 36 persen. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Situasi lalu lintas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin, 14 Februari 2022. Pada 2021, tingkat kemacetan di Jakarta menurun menjadi 34 persen dengan kategori warna kuning, setelah pada 2020 mencapai 36 persen. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan indeks kemacetan di Ibu Kota yang menurun sepanjang 2017-2021. Mengutip hasil TomTom Traffic Index, Anies menyebut, indeks kemacetan Jakarta turun dalam waktu lima tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Bayangkan dalam waktu lima tahun kita turun dari posisi ke-4 kota termacet di dunia, sekarang kita di posisi ke-46 di dunia," kata dia dalam diskusi daring 'Jakarta E-Mobility Event Day 1' yang disiarkan akun Youtube Pemprov DKI Jakarta, Selasa, 1 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Anies menerangkan, Jakarta berada dalam peringkat 4 kota termacet di dunia pada 2017. Posisi Jakarta turun ke peringkat ke-7 pada 2018. Kemudian menurun lagi ke peringkat 10 pada 2019.

"Kami tidak suka di dalam 10 besar, kami ingin keluar," ujar dia.

Penurunan yang signifikan tampak pada 2020 dan 2021. Menurut dia, Jakarta ada di posisi ke-31 kota termacet pada 2020. Setahun berikutnya turun lagi menjadi rangking 46.

Anies mengutarakan perubahan rangking ini bukanlah hasil kerja pemerintah daerah semata. Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia juga karena keinginan warga yang ingin mengubah kebiasaannya dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi transportasi publik.

Mengacu dari hasil survei ini, Anies ingin mempercepat penggunaan mobil listrik. Pemerintah DKI, tutur dia, berjanji memperbesar armada mobil listrik di Jakarta untuk mewujudkan jalanan bersih. Dia menerangkan ke depannya bakal ada 100 bus listrik di Ibu Kota.

Indeks Pengukuran Kota Termacet

Berdasarkan TomTom Traffic Index Ranking 2021, DKI Jakarta menempati urutan ke-46 (indeks kemacetan 34 persen) dari 404 kota yang diukur dari 58 negara di 6 benua. Pada 2020 lalu, DKI Jakarta menempati peringkat 31, dan pada 2019 lalu menduduki 10 besar kota termacet di dunia. Lebih lanjut, apa saja indeks yang dapat dijadikan ukuran kemacetan lalu lintas kota?

Merujuk laman resmi Tom Tom di alamat tomtom.com, berikut 14 indeks untuk mengukur kemacetan lalu lintas kota:

1. Arus tanpa kemacetan

Situasi lalu lintas di mana waktu tempuh tidak dipengaruhi oleh kemacetan. Biasanya terjadi pada malam hari tetapi dapat terjadi kapan saja sepanjang hari.


2. Waktu hilang per hari

Waktu perjalanan ekstra dibandingkan dengan periode satu jam selama kondisi arus bebas.

3. Waktu hilang per tahun

Waktu perjalanan ekstra dibandingkan dengan periode satu jam selama kondisi arus bebas, dikalikan dengan 230 hari kerja per tahun.

4. Waktu hilang dalam jam terbuka per-perjalanan

Waktu perjalanan ekstra selama jam sibuk dibandingkan dengan periode 30 menit selama kondisi arus bebas.

5. Waktu hilang dalam jam terbuka per-tahun

Waktu perjalanan ekstra selama jam sibuk dibandingkan dengan periode satu jam selama kondisi arus bebas, dikalikan dengan 230 hari kerja per tahun.

Soal jam sibuk di pagi atau sore hari...

6. Jam sibuk di pagi atau sore hari

Periode satu jam tersibuk di pagi atau sore seperti yang ditentukan per kota berdasarkan pengukuran lalu lintas aktual.

7. Kesembuhan lalu lintas mingguan

Tabel ini menunjukkan tingkat kemacetan untuk setiap jam setiap hari dalam seminggu, rata-rata dihitung sepanjang tahun, untuk setiap kota.

8. Hari rendah kemacetan

Hari dengan tingkat kemacetan yang setidaknya dua kali lebih rendah dari tingkat kemacetan pada masing-masing hari di tahun sebelumnya.

9. Hari tinggi kemacetan

Hari dengan tingkat kemacetan yang setidaknya dua kali lebih tinggi dari tingkat kemacetan pada masing-masing hari di tahun sebelumnya.

10. Batas wilayah perkotaan

Mendefinisikan daerah perkotaan menggunakan metodologi yang sama untuk semua kota yang diindeks di seluruh dunia untuk meningkatkan akurasi, karena batas kota dan statistik tidak seragam secara internasional dalam ukuran dan cakupan wilayah perkotaan.


11. Tingkat kesembuhan lalu lintas

Rata-rata waktu tempuh ekstra yang dialami pengemudi dihitung menggunakan informasi lalu lintas.

12. Tingkat kemacetan saat ini

Jumlah kemacetan lalu lintas saat ini (dan panjang totalnya), berdasarkan informasi lalu lintas waktu nyata TomTom.

13. Komposisi armada

Perkiraan kilometer kendaraan moped, sepeda motor, mobil, van, bus, truk, dan lori dari berbagai jenis penggerak dan kelas emisi UE.

14. Biaya kemampuan

Biaya kemacetan didefinisikan sebagai emisi ekstra karena lalu lintas yang tidak efisien. Ini adalah perbedaan antara emisi optimal dan emisi suboptimal yang disebabkan oleh tundaan lalu lintas. Perhatikan bahwa emisi optimal diperkirakan secara regional dan tidak mencerminkan optimal global.

Lani Diana

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus