Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pemerintah DKI Jakarta menargetkan banjir surut dalam enam jam.
Drainase di Ibu Kota hanya mampu menampung curah hujan 100 milimeter per hari.
Data BPBD menyebutkan titik rawan banjir pada Januari-Juni lalu sebanyak 294 RW.
JAKARTA – Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta optimistis bisa mencapai target yang diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam penanganan banjir. Anies menargetkan banjir ataupun genangan bisa surut kurang dari enam jam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Dudi Gardesi, menuturkan sejumlah sarana untuk penanganan banjir, seperti alat berat dan pompa, telah disiapkan. “Alat berat yang kondisinya baik sudah kami distribusikan ke wilayah,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anies menargetkan banjir di Jakarta bisa surut dalam waktu maksimal enam jam. Target tersebut menjadi penilaian kinerja atau key performance indicator (KPI) dari organisasi perangkat daerah yang menangani banjir.
Target waktu itu mulai dihitung setelah air di sungai surut atau hujan berhenti. “Bila tidak ada kendala khusus, seperti tanggul yang jebol dan lainnya, diharapkan dalam enam jam bisa surut,” ujar Anies, beberapa waktu lalu.
Warga terkena banjir di Rawa Buaya, Jakarta, 18 Mei 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Data Dinas Sumber Daya Air per 20 September lalu menyebutkan jumlah alat berat, seperti spider excavator, amphibious excavator, dan shovel loader, mencapai 228 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 27 alat berat tengah diperbaiki.
Dinas, Dudi melanjutkan, per 20 September lalu juga memiliki 495 pompa stasioner yang tersebar di 180 lokasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 29 pompa rusak. Meski demikian, di lokasi yang pompanya rusak itu tetap ada pompa yang bisa beroperasi.
Selain itu, kata Dudi, Dinas memiliki 327 pompa mobile. Dari jumlah tersebut, sebanyak 44 pompa sedang diperbaiki. “Pompa mobile ini stand by ketika ada genangan, tapi ada juga yang jadi back up pompa (stasioner) yang rusak,” ujarnya.
Dinas, tutur Dudi, bakal mendapat tambahan sekitar 40 pompa mobile yang dibeli pada tahun ini. Walhasil, ketika hujan lebat turun pada akhir tahun ini, Dinas sudah memiliki tambahan pompa mobile.
Dudi optimistis, dengan pelbagai persiapan itu, Dinas bisa mencapai target yang ditetapkan oleh Gubernur Anies, yaitu banjir atau genangan surut kurang dari enam jam. “Insya Allah kami kejar ke arah sana,” katanya.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto, menjelaskan Gubernur Anies menargetkan banjir bisa surut dalam waktu maksimal enam jam. Kecuali jika hujan ekstrem karena drainase di Ibu Kota hanya bisa menampung curah hujan 100 milimeter per hari.
Petugas mengeruk lumpur dengan alat berat untuk menghadapi banjir musim penghujan di Kali Ciliwung Veteran, Jakarta, 22 September 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Sabdo menuturkan wali kota juga diminta mewaspadai sejumlah daerah rawan banjir. Data BPBD menyebutkan titik rawan banjir pada Januari-Juni lalu sebanyak 254 RW. Rinciannya, Jakarta Pusat 7 RW, Jakarta Utara 23, Jakarta Barat 49, Jakarta Selatan 85, dan Jakarta Timur 90. “Daerah rawan banjir ini menjadi atensi wali kota untuk diatasi bersama,” tuturnya.
Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, target banjir surut dalam enam jam merupakan keputusan yang bijak. Sebab, kemampuan BPBD dan Dinas Sumber Daya Air dalam menangani banjir sangat bergantung pada curah hujan yang turun. Sulit mempercepat banjir surut dalam waktu tiga jam apabila hujan lebat. “Sementara intensitas hujan semakin tahun semakin tinggi," tutur politikus Gerindra itu.
Anggota Komisi Bidang Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Pantas Nainggolan, berpendapat bahwa seharusnya Balai Kota menargetkan Ibu Kota bebas banjir. Ia khawatir timbul korban jiwa meski pemerintah Jakarta berupaya menyurutkan banjir dalam waktu enam jam.
Pantas juga ragu pemerintah DKI bisa membuat banjir surut dalam enam jam. Apalagi sejumlah pompa stasioner dan pompa mobile milik Dinas Sumber Daya Air rusak. “Jangan sampai saat nanti dibutuhkan justru alatnya rusak,” tutur politikus PDI Perjuangan tersebut.
GANGSAR PARIKESIT | LANI DIANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo