Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DULU kerap mengkritik dinasti politik, Partai Solidaritas Indonesia kini malah melanggengkan praktik serupa. PSI mendukung Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. PSI pun menabalkan putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, sebagai nakhoda partai.
Sikap PSI berbalik disebut-sebut atas instruksi Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie yang berdomisili di Singapura. Tempo beberapa kali mencoba mewawancarai Jeffrie, tapi berulang kali pula ia menolak. Pada 15 Desember 2023, Tempo mewawancarai anggota Dewan Pembina PSI, Giring Ganesha, di gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta. Wawancara tambahan diadakan dengan juru bicara PSI, Ade Armando, pada 28 Desember 2023.
PSI makin mengidentikkan diri dengan Jokowi dan keluarganya. Termasuk membela Jokowi soal dinasti politik. Kenapa?
PSI memang partainya Jokowi. Dari awal, partai ini didirikan untuk sebuah wadah perkumpulan bagi orang-orang yang ingin seperti Jokowi dan bisa masuk ke sistem. Dari partai ini akan lahir Jokowi-Jokowi selanjutnya, Bung Hatta-Bung Hatta lain, dan Gus Dur-Gus Dur berikutnya.
Ade: Yang menuduh Jokowi mempertahankan kekuasaannya itu berlebihan. Dia menginginkan kontinuitas, tentu iya. Tapi enggak usah dibaca bahwa dia sedang menjalankan dinasti politik dalam arti dia ingin penggantinya anaknya sendiri untuk mengeruk dan mempertahankan kekuasaan. Normal saja jika putra Jokowi menjadi calon wakil presiden dan anaknya yang lain menjadi ketua partai anak muda.
PSI juga gencar mengkampanyekan Jokowisme. Apa maksudnya?
Kami di PSI 100 persen terinspirasi oleh Jokowi. Kami melanjutkan ideologi baru yang namanya Jokowisme. Konsep ini dirumuskan saat saya menjadi ketua umum. Digodok bersama Ketua Dewan Pembina Jeffrie Geovanie. Sebenarnya itu ada sejak 2017, bukan hal baru.
Peran Jeffrie Geovanie sangat kuat di PSI. Segala keputusan ada di tangan Ketua Dewan Pembina?
Enggak juga. Dia belajar dari pengalaman di banyak partai. Justru sekarang dia memberi kami keleluasaan.
Kami dapat informasi bahwa PSI pada Pemilu 2019 punya calon legislator khusus atau calegsus. Mereka mendapat dana untuk berkampanye.
Enggak ada itu. Sekarang semua semangatnya sama. Ada yang jual ini-itu. Saya juga begitu. (Biaya kampanye) saya tidak semahal dulu karena basis massa sudah ada. Kan, pada 2019 saya dapat 45 ribu suara.
Jeffrie Geovanie ikut mendanai dan mencari duit untuk PSI?
Ade: Iya. Dia punya grup yang isinya puluhan pengusaha nasional. Kalau dia akan angkat suatu isu, dia akan bilang. Misalnya, “Mau bikin partai politik. Ada atau enggak yang bisa bantu mendanai?” Nanti pengusaha lain akan urun rembuk.
Pendanaan PSI sempat seret setelah 2019 karena tak lolos ke Senayan?
Ade: Saya rasa itu benar. Antusiasme terhadap PSI mungkin pada 2020-2021 agak menurun dibanding pada masa sebelumnya. Kalau Anda penyandang dana pasti ragu-ragu melihat performa PSI, karena banyak yang berharap lolos ke Senayan. Tapi, saya tidak tahu persis, karena waktu itu belum bergabung dengan PSI.
Terpilihnya Kaesang menjadi Ketua Umum PSI membuka keran pendanaan?
Ade: Kehadiran Kaesang membawa sumber dana yang dibutuhkan PSI. Saya katakan tadi, dari dulu Jeffrie bukan penyandang dana satu-satunya. Dia selalu membawa teman-teman jaringannya untuk terlibat pendanaan PSI. Sekarang, dengan kehadiran Kaesang, saya yakin banyak pihak yang merasa memberi bantuan modal untuk PSI adalah sesuatu yang layak dilakukan. Mengingat hubungannya dengan Jokowi, dan sekarang dengan Prabowo Subianto.
Apa strategi PSI memenangkan Prabowo-Gibran?
Pada dasarnya, paling gampang mengkampanyekan Prabowo karena sesuai dengan yang dilakukan PSI, yaitu melanjutkan apa yang dibangun Jokowi. Kalau turun ke daerah pemilihan, saya bilang melanjutkan perjuangan Jokowi dengan mendukung Prabowo-Gibran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kami Melanjutkan Ideologi Jokowisme"