Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seledri adalah jenis sayuran yang bisa kita temui pada makanan sehari-hari. Sayur dengan batang ramping dan daun kecil-kecil ini biasanya dijadikan tambahan pada sup, bakso, atau mie ayam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sayangnya, banyak di antara kita yang menolak makanan tersebut ditambahkan seledri karena alasan tak suka. Padahal seledri sangat baik buat kesehatan dan diklaim bisa menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Salman Hyder dari Universitas Missouri di Amerika Serikat, zat yang disebut apigenin pada seledri serta sayuran lain, juga buah dan kacang-kacangan, ternyata mampu mengurangi tumor pada tikus. Hyder percaya penemuan ini juga bisa berdampak pada wanita yang menjalani terapi hormon. Hasil penelitian dimuat di jurnal Cancer Prevention Research.
“Enam sampai 10 juta perempuan di Amerika Serikat menjalani terapi pergantian hormon (HRT). Kita tahu bahwa hormon-hormon sintetis tertentu pada HRT bisa mempercepat pertumbuhan tumor payudara,” jelas Hyder di laman askdrmanny.
Artikel lain:
Mitos dan Fakta tentang Kanker Payudara, Awas Terkecoh
Kanker Payudara Stadium Nol Adakah Gejalanya
Penderita Kanker Payudara Semakin Muda, Waspadalah sejak Dini
Apigenin sudah terbukti mampu memperlambat atau mencegah perkembangan tumor dengan cara menghambat aliran darah agar tidak “memberi makan” tumor. Akan tetapi, cara ini tidak menghentikan pembentukan sel-sel kanker di payudara.
Apigenin paling banyak ditemukan pada seledri dan daunnya. Zat ini juga terdapat pada apel, jeruk, kacang-kacangan, dan sumber makanan nabati lain. Sayangnya, apigenin tidak mudah diserap oleh darah sehingga para ilmuwan belum yakin seberapa banyak zat ini yang bisa dicerna.
“Kami belum menemukan dosis yang tepat untuk manusia. Akan tetapi, sepertinya menjaga kadar minimal apigenin dalam aliran darah itu penting untuk memperlambat terjadinya kanker payudara,” kata Hyder.
YAYUK