Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan listrik negara Saudi Electricity Co (SEC) menandatangani kesepakatan dengan perusahaan Jepang, Tokyo Electric Power (TEPCO), Nissan Motor dan Takaoka Toko guna menggarap proyek percontohan kendaraan listrik pertama di negara penghasil minyak terbesar dunia itu, Minggu, 14 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arab Saudi ingin mengembangkan industri otomotif sebagai bagian dari upaya diversifikasi ekonomi di luar minyak. Mereka telah bekerja sama dengan Toyota Motor Jepang dalam studi itu.
Baca: Kemenperin: Indonesia Belum Siap Masuki Era Mobil Listrik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peraturan emisi global yang ketat memaksa produsen mobil di seluruh dunia beralih ke armada kendaraan listrik, dan beberapa di antaranya telah menggelontorkan biaya besar demi mengembangkan baterai mobil listrik.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, stasiun pengisian daya cepat akan dikembangkan untuk mengisi kendaraan listrik dalam 30 menit. SEC akan meminjam tiga mobil listrik dari Nissan sementara TEPCO dan Takaoka Toko menyediakan tiga pengisi daya cepat.
Simak: Pemerintah Siapkan Aturan Mobil Listrik, Ini Reaksi Daihatsu
SEC tidak mengumumkan tenggat waktu dalam rencana tersebut.
Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan mengurangi emisi, kata SEC dalam sebuah pernyataan.
Raksasa minyak Saudi, Aramco, juga menggarap teknologi untuk membuat kendaraan lebih efisien.
Pimpinan Aramco, Amin Nasser, mengatakan kepada Reuters pada November bahwa peningkatan efisiensi akan lebih baik jika mempertahankan produksi jangka panjang dengan energi terbarukan yang diharapkan bertumbuh dan berkontribusi untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
Nasser mengatakan kepada CNBC pada Oktober dalam sebuah wawancara, kendaraan listrik akan mendapat pangsa pasar yang bagus kendati hal itu membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun, demikian Reuters.