KARYAWAN Balai Kota Balikpapan kini keren-keren. Dengan baju seragam, sebuah arloji putih dengan lingkaran kuning melilit di tangan. Itu berkat gagasan Syarifuddin Yoes. Wali Kota Balikpapan itu sejak pertengahan Agustus lalu membagi jam bertulisan "Wali Kota Madya/KDH Tk. II Balikpapan". Gratis. "Biar para karyawan menghayati pentingnya waktu," kata Pak Wali pada Rizal Effendi dari TEMPO. Dengan memakai jam yang seragam, diharapkan bisa menumbuhkan kebersamaan dan menghapus kesenjangan. Tahap pertama, 1.000 arloji. Seribu lagi sedang dipesan dari Jakarta, akan dihadiahkan kepada 800 karyawan. "Sisanya untuk cendera mata bagi para tamu dan relasi," kata Syarifuddin, yang sudah dua masa jabatan menduduki kursi wali kota. Sedikitnya ia sudah merogoh Rp 80 juta untuk "sedekah" itu. "Bukan dari APBD, tapi dari sumber lain. Dijamin halal," katanya. Bagi pegawai semacam Allu, 55 tahun, hadiah itu sangat mengharukannya. "Sudah 2 tahun saya bekerja, baru sekarang bisa pakai jam tangan," kata ayah delapan anak yang sehari-hari jadi tukang sapu di kantor sekretariat DPRD Balikpapan itu. Sementara itu, bagi Yasin, 45 tahun, hadiah itu jadi obat mujarab. Karyawan Balai Kota ini sudah dua bulan pusing. Anaknya minta dibelikan arloji, padahal ia lagi bokek. Kepalanya jadi ringan ketika ia kebagian arloji. Usaha Syarifuddin dipuji. "Ia memang sarat dengan gagasan positif," kata Gubernur Kal-Tim, Soewandi. Syarifuddin pula yang mengatur pakaian dinas karyawan. Sehari-hari mereka diwajibkan mengenakan setelan cokelat muda. Di hari-hari tertentu: batik biru bermotif hiasan Dayak, juga dibagikan cuma-cuma. "Yah, anggaplah arloji itu sebagai hadiah atas prestasi para karyawan yang berhasil membina Kodya Balikpapan," kata Pak Wali, merendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini