KALAU Balikpapan kece dengan arloji, Bupati Saoedji dari Pati, Jawa Tengah, sewot menghadapi ulah petani tebu yang enggan mengikuti pola tanam. Akibatnya, produksi tebu melimpah, hingga pabrik gula kewalahan. Buntutnya, banyak petani membawa tebunya ke luar Pati. Berkali-kali Pak Bupati minta agar hasil panen itu tak digotong ke luar daerah. Tak tanggung-tanggung, ia juga turun ke jalan mengawasi lalu lintas tebu. Pulang dari Semarang pertengahan bulan lalu, mlsalnya, ia memergoki iring-iringan truk pengangkut tebu ke luar kota. Kontan ia meradang. Sopirnya diperintahkan tancap gas, melaju ke pos penjagaan Desa Wonorejo, tak jauh dari iring-iringan itu. Di sana ia nongkrong hingga 02.00 dinihari. Hasilnya: tujuh truk ditahan. Yang bikin jengkel, ada pengemudi truk yang bersikap kurang ajar ketika ditanya Surat Perintah Angkut. "Dia malah menyelipkan uang ke tangan saya, minta damai," kata bekas Komandan Kodim Semarang iru kepada Heddy Lukito dari TEMPO. "Lho, saya ini 'kan bupatimu?" sergah Saoedji. Aduh, begitu sang sopir membelalakkan matanya yang ngantuk, dilihatnya memang Pak Bupati yang berdiri di depannya ....
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini