Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Arsitektur Bangunan Monas Memiliki Filosofi 17 Agustus 1945, Bagian Mana?

Hari ini, Monas berusia 60 tahun. Bangunan ini memiliki arsitektur filosofi Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, Bagian mana saja?

17 Agustus 2021 | 19.25 WIB

Kusir delman menunggu pengunjung di Kawasan Monas, Jakarta, Kamis, 31 Desember 2020. Kawasan Monas, Kota Tua, GBK atau Jalan Medan Merdeka masuk kategori penutupan pada Tahun Baru 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Kusir delman menunggu pengunjung di Kawasan Monas, Jakarta, Kamis, 31 Desember 2020. Kawasan Monas, Kota Tua, GBK atau Jalan Medan Merdeka masuk kategori penutupan pada Tahun Baru 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -  Monumen Nasional (Monas) merupakan ciri khas DKI Jakarta. Bangunan bersejarah yang dibangun pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno ini menyimpan berbagai makna di dalamnya, apa saja?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari laman badansertifikasikadindkijakarta.or.id, monumen ini didirikan dengan tujuan untuk mengabadikan kemerdekaan Indonesia dan mengenang jasa serta perjuangan para pahlawan untuk memerdekakan bangsa. Selain itu, tempat ini diharapkan dapat membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Monumen ini dibangun sejak Agustus 1959 oleh Soedarsono, Frederich Silaban, dan Ir. Rooseno, para arsitek ulung Indonesia pada masanya. Monas memiliki gaya arsitektur yang khas melambangkan Indonesia dengan tugu yang tegak berdiri dan lidah api yang berlapis emas dipucuknya. Tugu ini menjulang tinggi hingga 132 meter yang setara dengan 44 rumah bertingkat. 

Arsitek R. M. Soedarsono menggambarkan Monas sebagai “Lingga dan Yoni” pada rencana pembangunan monumen ini. Lingga dan Yoni merupakan simbol yang menggambarkan kehidupan abadi yang saling melengkapi dari masa lalu. 

Dilansir dari laman phdi.or.id, Lingga sebagai simbol energi maskulin dan Yoni sebagai energi feminim. Penyatuan antara keduanya melambangakan kesuburan karena menciptakan generasi selanjutnya. 

Lingga yang dicerminkan dengan bangunan yang tinggi hampir mencakar langit dengan bentuk seperti alu. Serta Yoni yang digambarkan dengan cawan di bagian bawah Monas seperti lumpang. Alu dan lumpang ini merupakan alat dapur yang wajib dimiliki masyarakat Indonesia di masa lalu untuk menumbuk bahan olahan makanan, obat, hingga padi dan ketan.

Dilansir dari laman jakarta-tourism.go.id, monumen ini memiliki lidah api di puncak monumen yang menggambarkan semangat perjuangan yang abadi di masyarakat Indonesia. Lidah api ini memiliki tinggi 17 meter yang sama dengan tanggal HUT RI.

Monas memiliki pelataran atas dan bawah, pelataran atas memiliki luas 11 x 11 meter. Sedangkan pelataran bawah memiliki luas 45 x 45 meter. Serta jarak antara lantai sampai ruang bawah tanah sejauh 17 meter. Hal ini selaras dengan tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. 

JACINDA NUURUN ADDUNYAA 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus