Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Asal-usul Taksaka, Nama Kereta Api Paling Populer dalam Kisah Mahabharata

Kereta api Taksaka mungkin sudah tidak asing lagi, khususnya mereka yang kerap naik jurusan Yogyakarta-Jakarta. Tapi tahukah asal usul nama ini?

30 Desember 2022 | 13.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kereta api Taksaka. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kereta api Taksaka adalah kereta api eksekutif yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada 19 September 1999. Kereta malam ini melayani rute Yogyakarta Tugu-Jakarta Gambir dengan jarak 517 kilometer dalam waktu sekitar 7 jam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lalu, pada Oktober 2001, Taksaka meluncurkan KA Taksaka II 50/51 dengan perjalanan siang hari dari Yogyakarta ke Jakarta dan pada malam hari dari arah sebaliknya. Sejak itu, Taksaka memiliki dua alternatif pilihan perjalanan, yaitu siang dan malam hari dari Yogyakarta-Jakarta Gambir atau sebaliknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rangkaian kereta ini terdiri atas 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas sebanyak 416 tempat duduk. Kereta api ini beroperasi dengan formasi lokomotif (CC206 sekarang) serta 8 buah kereta api eksekutif campuran lokomotif, gerbong penumpang, gerbong makan, gerbong pembangkit, dan bagasi, seperti dikutip p2k.unkris.ac.id

Lantas, bagaimana asal-usul nama kereta api Taksaka yang paling populer ini?

Asal-usul Nama Taksaka

Taksaka merupakan nama lain dari seekor ular besar atau naga dalam kisah Mahabharata yang baik hati dan pengayom. Mitologi Hindu meyakini bahwa naga tersebut adalah putra dari Dewi Kadru dan Kashyapa yang tinggal di Nagaloka bersama saudara-saudara lainnya, yaitu Basuki, Antaboga, dan lain-lain.

Naga Taksaka juga muncul dalam mitologi Bali, selayaknya pengaruh mitologi Hindu dari India. Pada mitologi Bali, Taksaka adalah ular yang tinggal di kahyangan. Tidak semua ular ini mempunyai perilaku yang jahat. Taksaka menjadi sumber inspirasi dari nama kereta api Taksaka, kereta api eksekutif yang melayani Yogyakarta-Gambir. 

Naga Taksaka adalah naga yang membunuh Raja Parikesit dari Hastinapura. Saat sedang pergi berburu, Parikesit kehilangan jejak buruannya dan masuk ke sebuah kediaman brahmana atau pertapaan. Ia meminta keterangan kepada seorang pertapa, Samiti yang sedang bermeditasi. Pertapa tersebut diam membisu ketika Parikesit meminta keterangan sehingga membuat sang raja marah. Akibatnya, Parikesit mengambil bangkai ular dengan panahnya dan mengalungkannya di leher Samiti. 

Mengutip kitab Mahabharata, Putra Samiti, Sang Srenggi pun marah atas kejadian tersebut dan mengutuk Parikesit agar mati digigit ular tujuh hari setelah kutukan diucapkan. Namun, Samiti kecewa lantaran anaknya telah mengutuk Parikesit. Tidak tanggung-tanggung, Sang Srenggi mengutus Naga Taksaka untuk membunuh Raja Parikesit.

Pada hari ketujuh, Naga Taksaka pergi ke Hastinapura. Di sana, Parikesit dilindungi oleh para brahmana ataupun prajurit yang berbakat mengobati bisa ular. Hal tersebut tidak membuat Taksaka menyerah begitu saja, naga tersebut mengubah wujudnya menjadi ulat yang masuk dalam buah Jambu. Lalu, Taksaka menyuruh naga lainnya untuk menyamar menjadi brahmana dan menghaturkan jambu tersebut.

Saat, Parikesit menerima buah jambu dari brahmana yang menyamar tersebut, Naga Taksaka kembali ke wujud semula dan menggigit sang raja. Gigitan Naga Taksaka yang sakti mampu membuat Raja Parikesit terbakar hingga menjadi sisa dari pembakaran.

Tidak berhenti di situ saja, putra Raja Parikesit, Raja Janamejaya membalas dendam atas perbuatan Naga Taksaka. Janamejaya mengadakan Sarpahoma atau upacara pengorbanan ular. Saat upacara berlangsung, api dinyalakan dan ular pun tiba. Secara perlahan, ribuan ular ditelan api upacara yang berkobar.

Taksaka yang berada di Nagaloka merasa cemas dan mengutus Sang Astika untuk memohon Janamejaya membatalkan upacaranya. Dengan pujian dari Sang Astika, Janamejaya segera menghentikan upacara pengorbanan naga tersebut. Naga Taksaka yang hampir ditelan api pengorbanan Janamejaya dapat terselamatkan berkat Sang Astika. Upacara pengorbanan pun dibatalkan dan Naga Taksaka kembali ke Nagaloka. Dari kisah inilah, Taksaka digunakan sebagai nama kereta api. 

RACHEL FARAHDIBA R 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus