Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Awas Polusi Udara di Rumah, Sumbernya Rokok dan Elektronik

Polusi udara juga ada di dalam rumah, sumbernya biasanya rokok, aktivitas memasak, dan barang elektronik. Apa dampaknya bagi kesehatan?

5 Agustus 2019 | 17.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara tidak hanya ada di jalanan atau di luar ruangan, tetapi juga ada di dalam rumah. Sama dengan polusi di luar rumah, polusi di dalam ruangan pun berbahaya bagi anggota keluarga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Agus Dwi Susanto, banyak orang yang tidak menyadari adanya polusi udara di dalam ruangan. “Menurut penelitian, 92 persen penduduk dunia menghirup kualitas udara yang buruk baik di luar maupun dalam ruangan,” kata Agus saat ditemui di Jakarta, Senin, 5 Agustus 2019. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agus yang juga ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan ada banyak sumber penyebab polusi dalam ruangan, peringkat nomor satu adalah asap rokok.

Selain asap rokok, ternyata kegiatan memasak terutama yang menggunakan minyak dan gas dapat menimbulkan asap polusi yang buruk untuk kesehatan.

“Kemudian mesin-mesin elektrik seperti printer, penghangat ruangan, air conditioner (AC) dapat mengeluarkan emisi partikel-partikel halus yang menyebabkan polusi,” tambah dia.

Ruangan yang lembab dan tirai, kata dia, juga menjadi sarang virus dan bakteri yang bersirkulasi dengan udara sehingga menyebabkan kualitas udara ruangan yang buruk.

Selain itu, Agus mengatakan ventilasi udara yang kotor dan selalu terbuka juga menjadi faktor utama buruknya kualitas udara ruangan, karena polusi dari luar masuk ke dalam.

Faktor-faktor penyebab udara ruangan buruk tersebut, menurut Agus, mungkin terdengar sepele, namun bila terus dibiarkan dengan jangka waktu panjang dapat menyebabkan ispa, asma, kanker paru, bahkan penyakit jantung dan struk.

“Dampaknya mungkin tidak terjadi langsung terkena penyakit tapi juga jangka panjang, karena partikel-partikel halus tersebut terus menerus dihirup bertahun-tahun dan masuk ke pembuluh darah bisa merangsang kanker kemudian penyakit jantung dan struk,” ujar Agus.

ANTARA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus