Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

YLKI: Tidak Ada Kompromi untuk Faktor Safety

Garuda Indonesia memerintahkan Citilink dan GMF AeroAsia memperbaiki hasil temuan Kementerian Perhubungan soal rem pesawat.  

27 Desember 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesawat Citilink dan Garuda Indonesia di Terminal 3 Soekarno-Hatta, Tanggerang, Banten. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • YLKI meminta pemerintah memberikan teguran keras kepada Citilink dan GMF AeroAsia soal komponen pesawat.

  • Garuda Indonesia menyatakan temuan atas Citilink dan GMF tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan.

  • Teguran terhadap Citilink dinilai tidak akan terlalu mempengaruhi citra maskapai tersebut.

JAKARTA - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengatakan pemerintah perlu memberikan teguran keras kepada manajemen PT GMF AeroAsia Tbk dan Citilink Indonesia berkaitan dengan pengoperasian pesawat yang berisiko terkena masalah karena persoalan rem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, teguran itu harus diberikan agar persoalan serupa tidak terulang dan terjadi pada maskapai penerbangan lain. "Jika perlu, berikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya agar kepercayaan publik pada sektor penerbangan tidak luntur," kata dia, kemarin. Tulus juga meminta pemerintah terus meningkatkan pengawasan untuk menghindari terjadinya hal-hal buruk. "Ingat, tidak ada kompromi untuk faktor safety.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan merilis surat teguran kepada GMF dan Citilink pada 22 Desember lalu. Surat itu menyebutkan 19 pesawat Airbus A320 Citilink berstatus open HIL (hold item list) atau mengalami penangguhan penggantian komponen, yaitu rem. Dampaknya, dalam tiga bulan terakhir ada enam kejadian yang berkaitan dengan komponen rem, antara lain melting (meleleh), jammed (macet), rotor damage (bagian rotor rusak), dan over-temperature (terlalu panas).

Kementerian Perhubungan meminta GMF AeroAsia dan Citilink mengkaji status rem yang digunakan sejak Agustus hingga Desember. Regulator penerbangan memerintahkan kedua perusahaan itu tidak lagi menggunakan komponen bermasalah. Ke depannya, pemerintah meminta penggantian perangkat dilengkapi dengan dokumen yang bisa dilacak dan diverifikasi.

Pekerja melakukan perawatan pesawat di Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia, Cengkareng, Tangerang, Banten. TEMPO/Tony Hartawan

Direktur AsiaAero Technology, Alvin Lie, mengatakan teguran Kementerian Perhubungan terhadap Citilink tak akan terlalu mempengaruhi citra maskapai tersebut. Apalagi, kata dia, dokumen dari pemerintah yang bocor ke publik itu banyak menggunakan istilah teknis yang sulit dipahami masyarakat awan. Namun Alvin mengatakan bukan berarti Citilink dan GMF yang berstatus anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ini bisa berpangku tangan. “Temuan Kementerian Perhubungan harus menjadi perhatian para pemimpin maskapai untuk diperbaiki,” kata dia.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, memastikan temuan Kementerian Perhubungan langsung ditindaklanjuti oleh GMF dan Citilink. "Kami meminta Citilink melakukan perbaikan segera," ujar dia.

Irfan juga memastikan kejadian ini tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Apalagi, kata dia, Citilink merupakan tumpuan untuk memperbaiki kinerja keuangan induknya. Setelah Garuda memutuskan berhenti melayani 97 rute penerbangan demi efisiensi, Citilink ditugasi mengambil alih rute tersebut.

Maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier ini dianggap mampu menarik minat calon penumpang yang sulit didapatkan di era pandemi seperti sekarang. Dalam keterbukaan informasi Garuda sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia 2020, pangsa pasar Garuda menyusut dicaplok maskapai berbiaya murah. Pangsanya menyusut dari 43,4 persen pada 2019 menjadi 35,3 persen pada 2020.

Vice President Corporate Secretary Citilink, Diah Suryani, menyatakan maskapainya selalu mengedepankan faktor keselamatan dan kenyamanan penumpang. Menurut dia, Citilink berkoordinasi dengan GMF sebagai penyedia jasa pemeliharaan pesawat, "Untuk bersama-sama memastikan seluruh pesawat Citilink yang dalam pemeliharaan memenuhi standar keselamatan penerbangan yang telah ditetapkan," ujar dia.

LARISSA HUDA, VINDRY FLORENTIN

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus