Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berlibur di Hotel di Masa Mudik

Alih-alih mudik, sebagian warga memilih berlebaran sambil berlibur di hotel. Tren liburan yang disebut staycation ini memang semakin populer pada masa pandemi. Paket staycation juga menjadi andalan pengusaha hotel menjaga tingkat okupansi.

30 April 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pengunjung memasuki kamar di Hotel Kedaton 8 Xpress di Rest Area KM 19, Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, 26 April 2022. ANTARA/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Konsumen biasanya mencari suasana baru dengan memilih liburan ala staycation.

  • Pada masa mudik Lebaran 2022, paket staycation gencar dipromosikan pengusaha hotel.

  • Paket staycation diharapkan dapat menjaga tingkat keterisian hotel hingga 70 persen.

JAKARTA – Alih-alih mudik, sebagian masyarakat memilih memanfaatkan masa mudik Lebaran 2022 dengan bervakansi di hotel atau penginapan, yang populer disebut staycation. Salah satunya adalah Safitri, 31 tahun. Perempuan asal Yogyakarta yang tinggal di Jakarta itu tak ikut ritual pulang kampung pada tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia justru memanfaatkan momentum cuti bersama untuk berlibur jarak dekat bersama keluarganya. Sejak jauh-jauh hari, Safitri sudah memesan tiga kamar di Hotel Harris Summarecon, Bekasi, Jawa Barat. Bersama lima anggota keluarga, dia akan menginap pada H+1 hingga H+3 Lebaran nanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Masih harga normal saat dipesan pada awal April lalu, sekitar Rp 630 ribu per kamar,” kata Safitri kepada Tempo, kemarin.

Dia beralasan ingin merasakan nuansa liburan yang berbeda tanpa terjebak macet di jalur darat. Untuk staycation tersebut, Safitri memburu lokasi menginap yang dekat dengan pusat belanja dan lokasi rekreasi. “Lokasi ini saya pilih karena atraktif. Ada restoran dan pemandangan danaunya.”

Paket liburan berkonsep staycation belakangan memang gencar ditawarkan para pengelola hotel dan penyedia jasa akomodasi di banyak kota. Paket ini menjadi andalan bisnis perhotelan bertahan pada masa pandemi. Berlibur dengan cara ini memang belakangan semakin populer ketika banyak tempat hiburan sempat ditutup untuk umum. Pada masa mudik Lebaran 2022, paket staycation kembali gencar dipromosikan para penyedia jasa.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar, mengatakan promosi paket staycation merupakan inovasi pengusaha untuk memastikan hotel-hotel tetap ramai di tengah animo masyarakat pulang kampung. “Kami optimistis mampu mengejar tingkat keterisian rata-rata 70 persen lewat konsumen yang datang dari daerah maupun warga lokal yang ingin staycation,” katanya kepada Tempo, kemarin.

Seorang karyawan merapikan tempat tidur di kamar Hotel Kedaton 8 Xpress di Rest Area KM 19, Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, 26 April 2022. ANTARA/M Risyal Hidayat

Namun tren staycation pada masa libur Lebaran, menurut Herman, justru muncul beberapa hari setelah hari raya Idul Fitri. Hal ini terjadi, kata dia, karena masyarakat yang tak mudik memilih mendekam di rumah selama masa arus mudik berlangsung.

“Jadi, kebanyakan booking yang masuk itu biasanya untuk hari ketiga atau keempat setelah Lebaran,” kata dia. “Itu momen liburan sebelum arus balik.”

Herman mengimbuhkan semua hotel akan mengoptimalkan jalur promosi di tengah masa padat atau peak season. “Butuh modal baru untuk pemulihan bisnis, belum semuanya selamat,” katanya.

Herman belum mengetahui perkembangan terbaru ihwal jumlah anggota aktif PHRI Jawa Barat. Pada masa pra-pandemi, masih terdapat 3.150 anggota PHRI, termasuk 475 entitas yang tersebar di Kota Bandung. Jumlah itu diyakini berkurang selama dua tahun terakhir. “Ada yang menutup atau menjual aset hotelnya.”

Senada dengan Herman, Ketua PHRI DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono, mengatakan konsumen staycation menjadi salah satu segmen incaran pengelola hotel pada masa mudik Lebaran. Meski belum bisa memastikan, dia menyebutkan tingkat okupansi hotel di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) akan naik dari kondisi pandemi yang umumnya berkisar 30 persen.

“Warga non-muslim dan yang tidak mudik jauh-jauh akan berekreasi ke banyak tempat, salah satunya hotel.”

Stiker vaksinasi booster Covid-19 dari dinas kesehatan setempat tertempel di salah satu hotel di Kudus, Jawa Tengah, 25 April 2022. ANTARA/Yusuf Nugroho

Menurut Sutrisno, promosi staycation yang gencar tak selalu diikuti penurunan harga. Kalaupun tak memasang harga tertinggi, setidaknya penyedia kamar akan mengembalikan kondisi tarif seperti masa pra-pandemi.

Warga lain yang juga memanfaatkan momentum libur Lebaran untuk menginap di hotel adalah Lia Muthia. Warga Jakarta yang tengah mudik ke Bandung ini telah berencana menginap di salah satu hotel berbintang lima di kampung halamannya pada hari ketiga Lebaran. “Padahal di Bandung ada rumah orang tua, tapi kami ingin sekalian liburan supaya anak-anak senang enggak di rumah terus,” ujar perempuan berusia 35 tahun itu.

Lia mengatakan harga hotel yang ia pesan sebetulnya lebih mahal dibanding pada hari biasa. Tapi, menurut dia, kenaikan harganya masih wajar karena memang sedang peak season. “Naik sekitar 20 persen, tapi setidaknya fasilitas yang ada di hotel bisa dimanfaatkan sepenuhnya.” Ia rela membayar mahal demi mendapatkan suasana mewah ala hotel.

Senior Corporate Communications Manager Pegipegi, Busyra Oryza, juga melihat tren staycation akan terjadi pada masa cuti bersama Lebaran. Pegipegi memastikan lonjakan permintaan paket liburan ini sudah diantisipasi. “Penawaran khusus untuk peminat staycation adalah diskon hotel di dalam dan luar negeri, dengan potongan 16-50 persen,” katanya.

Lewat survei digital terhadap 600 responden di seluruh Indonesia pada pertengahan Maret 2022, manajemen Pegipegi sempat memetakan tiga aktivitas favorit masyarakat ketika mudik Lebaran 2022. Rencana yang paling dominan dari 52 persen responden adalah mencari kuliner bersama keluarga. Yang kedua adalah minat jelajah wisata terdekat oleh 27 persen responden. Ketiga adalah staycation dalam kota.

YOHANES PASKALIS
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus