Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menunda Pulang, Mengurai Macet

Sepekan setelah Lebaran, jumlah pemudik yang kembali ke Jakarta baru sekitar 54 persen. Pelonggaran jadwal kerja dan sekolah mengurai arus balik Lebaran hingga sepekan ke depan. 

9 Mei 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemudik saat tiba di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, 8 Mei 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pemerintah mengimbau pemudik untuk menunda perjalanan balik ke Ibu Kota.

  • Arus balik mencapai puncaknya pada akhir pekan lalu, tapi kepadatan belum akan berakhir.

  • Pelonggaran jadwal kerja dan sekolah diberlakukan demi mengurai kemacetan arus balik Lebaran.

JAKARTA – Kepadatan lalu lintas akibat arus mudik Lebaran dan arus balik belum usai, minimal hingga pekan ini. Kemarin, pemerintah mengimbau pemudik untuk menunda perjalanan balik ke Ibu Kota demi menghindari kemacetan yang diperkirakan terjadi pada akhir pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Silakan kembali setelah hari ini (kemarin). Masyarakat bisa merayakan Lebaran ketupat dulu besok (hari ini), sehingga ini akan memberikan pelonggaran bagi kepadatan jalan,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hingga Ahad, kata Budi, sekitar 46 persen masyarakat belum kembali dari perjalanan mudik. Pada H+4 Lebaran atau Sabtu lalu, pergerakan kendaraan arus balik mengalami puncaknya. Arus kendaraan dari Pelabuhan Bakauheni di Lampung ke Pelabuhan Merak, Banten, mencapai 37 ribu dalam sehari. Sedangkan arus kendaraan dari jalan tol Semarang ke Jakarta mencapai 170 ribu, rekor tertinggi sepanjang arus mudik Lebaran 2022.

Data ini mirip dengan angka dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Jasa Marga mencatat 47 persen atau sebanyak 990 ribu kendaraan belum kembali ke wilayah Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi (Jabotabek). Angka tersebut merupakan realisasi kendaraan yang kembali dibandingkan dengan kendaraan yang meninggalkan Jabotabek pada 22 April-2 Mei, yang mencapai 2 juta kendaraan.

Kendaraan melintasi jalan tol Jakarta-Cikampek saat penerapan kebijakan satu arah (one way) pada arus balik Lebaran di Karawang, Jawa Barat, 6 Mei 2022. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W.

Pada 3-7 Mei ada 1.075.518 kendaraan yang kembali ke wilayah Jabotabek. Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas dari empat gerbang tol (GT) barier atau gerbang utama, yaitu GT Cikupa arah Merak, GT Ciawi arah Puncak, serta GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama arah Trans Jawa dan Bandung.

Untuk mencegah kemacetan di jalan tol, hingga kemarin malam polisi menerapkan rekayasa lalu lintas satu arah atau one way dari KM 428 jalan tol Semarang ABC sampai dengan KM 72 jalan tol Jakarta-Cikampek. Setelah one way, polisi memberlakukan contraflow dari KM 72 sampai dengan KM 28 jalan tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta sejak pukul 18.05 WIB.

Namun Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya menunda pemberlakuan one way dari arah Jawa Barat dan Jawa Tengah menuju KM 47 jalan tol Jakarta-Cikampek pada Ahad sore. "Ditunda karena arus kendaraan melandai," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo.

Dengan pemendekan titik akhir one way di KM 72 jalan tol Jakarta-Cikampek, pengguna jalan yang menuju arah Bandung dan sekitarnya bisa menggunakan jalan tol itu menuju jalan tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang). Sedangkan pengguna jalan yang menuju arah Cikampek, Cirebon, dan wilayah Jawa Tengah bisa mengakses jalan tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek dan keluar melalui Gerbang Tol Cikampek KM 72 atau melalui jalan tol Cipularang serta melanjutkan perjalanan via jalan arteri.

Sambodo mengimbau pemudik agar mewaspadai jam rawan macet selama arus balik Lebaran di jalan tol Cikampek. “Kalau berangkat pagi dari Semarang, kira-kira sampai sini siang. Pada pukul 14.00 dan 17.00 kemacetan sudah terasa,” kata dia. Jika pengguna jalan tol berangkat sore atau malam hari, kemungkinan akan menghadapi kemacetan pada pukul 24.00 atau 01.00 WIB dinihari.

Kemacetan yang cukup parah terjadi di jalan arteri Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Ahad sore hingga malam. Kemacetan terjadi di jalur menuju Jakarta, sejak memasuki wilayah Purwasari-Kosambi-Klari hingga jalan lingkar by pass Karawang. Kemacetan didominasi pemudik yang menggunakan sepeda motor. "Sejak di jalur Pantura sampai Simpang Jomin sudah sangat padat," kata Eko, seorang pemudik dari Brebes, Jawa Tengah, yang akan menuju Tangerang.  

Berdasarkan data dari posko angkutan Lebaran terpadu 2022, Sabtu lalu, jumlah pengguna angkutan umum mencapai 1.037.409 orang. Ini merupakan jumlah tertinggi sejak H-7 Lebaran.  “Arus balik diprediksi terus meningkat pada hari ini,” kata juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, kemarin.

Pemerintah mengantisipasi kemacetan pada puncak arus mudik dan arus balik Lebaran dengan sejumlah kebijakan. Presiden Joko Widodo pun mengimbau para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi agar kembali lebih cepat atau setelah puncak arus balik agar terhindar dari kemacetan. "Agar kita semua nyaman di perjalanan," kata Jokowi.

 

Penumpang saat tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, 8 Mei 2022. TEMPO/Magang/Faisal Ramadhan

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah juga menyarankan agar pekerja bisa bekerja dari rumah. Dia meminta pengusaha berkomunikasi dengan pekerja yang mudik Lebaran, sehingga dapat menghindari puncak arus balik Lebaran. "Pelaksanaannya harus berdasarkan kesepakatan bersama dengan memperhatikan aturan yang berlaku di masing-masing tempat kerja," katanya.  

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengeluarkan fleksibilitas penambahan masa libur sekolah, khususnya di kawasan Jabodetabek, hingga 12 Mei. Dengan menunda waktu masuk sekolah, kemacetan yang terjadi pada periode puncak arus balik tersebut bisa terurai.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia, Djoko Setijowarno, memperkirakan puncak arus balik terjadi pada 7-8 Mei lantaran ada tradisi “Lebaran ketupat” atau perayaan sepekan setelah Idul Fitri di beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dia memperkirakan arus balik tidak sepadat arus mudik karena pekerja informal berada di kampung halaman lebih lama dari pekerja formal.

Menurut Djoko, kepadatan mungkin saja tetap terjadi kemarin, tapi bisa cepat terurai kembali. Keterpaduan manajemen prioritas, manajemen waktu, dan manajemen informasi, kata dia, merupakan kunci untuk bisa mengendalikan lalu lintas arus balik ke depannya. "Posko induk Kementerian Perhubungan harus bisa memberikan info paling update," kata dia.

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang, mengatakan banyaknya pemudik yang belum kembali ke Ibu Kota dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, seperti imbauan bekerja dari rumah hingga mundurnya jadwal masuk sekolah. “Otomatis, arus balik akan lebih lama," kata dia.

Untuk memperbaiki penanganan arus mudik Lebaran tahun depan, pakar transportasi dan perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan program angkutan mudik gratis harus diperbanyak.

CAESAR AKBAR | EKA YUDHA | ANT

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus