Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Mata dan Telinga untuk Pembaca

Berikhtiar mendobrak kekakuan bahasa pada Orde Lama dan Orde Baru, Tempo memilih gaya bercerita dalam laporan jurnalistik. Berpengaruh terhadap gaya liputan.

6 Maret 2021 | 00.00 WIB

Wartawan TEMPO Goenawan Mohamad (kanan) bersama Syubah Asa  di kantor Majalah TEMPO, Jakarta, 1977. TEMPO/ Ed Zoelverdi
Perbesar
Wartawan TEMPO Goenawan Mohamad (kanan) bersama Syubah Asa di kantor Majalah TEMPO, Jakarta, 1977. TEMPO/ Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Seperti halnya wajah sampul dan penamaan, model penulisan Tempo meniru Time.

  • Dengan jurnalisme naratif, wartawan Tempo dituntut untuk menggali cerita di balik cerita dan detail peristiwa.

  • Jurnalisme naratif yang dikembangkan Tempo berlaku untuk semua laporan, dari skandal hingga kuliner.

SEPANJANG pekan ketiga Januari 2018, Erwan Hermawan berulang kali merombak naskahnya soal praktik prostitusi yang masih terjadi di sejumlah hotel di Jakarta. Dengan kata-kata, redaktur desk investigasi Majalah Tempo itu mereka ulang hasil penelusuran tim investigasi di Hotel Alexis yang tak lagi mendapat perpanjangan izin hotel dan griya pijat dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada akhir Oktober 2017.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus