Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Bahaya Susu Formula buat Bayi, dari Kanker sampai Diabetes.

Biar bagaimanapun, ASI tetap yang terbaik untuk bayi. Simak kata dokter soal bahaya susu formula.

14 Agustus 2018 | 08.21 WIB

Ilustrasi bayi minum susu botol. Getty Images
Perbesar
Ilustrasi bayi minum susu botol. Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Susu formula tidak bisa menggantikan ASI (air susu ibu), terutama pada 6 bulan pertama. Ternyata, minum susu formula juga bisa berbahaya untuk bayi dan ibu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bahaya susu formula untuk bayi dan ibu beragam, dari meningkatkan risiko kanker sampai diabetes. Harus diperhatikan semua bahaya yang bisa didapatkan dari susu formula untuk memastikan kalau bayi dan ibu tidak terkena penyakit serius yang sebenarnya dapat dihindari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ketika susu formula pada bayi, Anda meningkatkan peluang bayi untuk mengalami berbagai masalah kesehatan,” ujar dr. Asti Praborini, Spesialis Anak di RS Budhi Jaya, di Jakarta Pusat, Minggu, 12 Agustus 2018.

Pertama, susu formula dapat meningkatkan risiko asma, alergi, infeksi telinga, gangguan kardiovaskular, infeksi pernapasan, IQ dan perkembangan kognitif yang lebih rendah, obesitas, anemia, defisiensi zat besi, kematian bayi mendadak, gangguan pencernaan, diabetes, autisme, gangguan tidur, dan masalah gigi.

Risiko meningkat karena susu formula tidak memiliki zat-zat penting untuk pertumbuhan anak yang bisa didapatkan dari ASI. Tidak hanya itu, cara minum dan pembuatan susu formula juga bisa menjadi penyebab meningkatnya risiko penyakit-penyakit tersebut. Selain itu, susu formula juga meningkatkan risiko kanker anak, terutama leukemia.

“Kenapa? Karena susu formula banyak pengawetnya. Itu susu formula bisa bertahan sampai lima tahun. Bagaimana bisa lima tahun? Pengawetnya banyak,” lanjutnya.

Susu formula juga berbahaya untuk ibu. Pada saat ibu melahirkan, berat badan tubuhnya akan naik dan lemak yang ada di tubuh juga naik.

“Lemak itu untuk bayi minum ASI. Kalau diberikan susu kaleng, lemak di badan saja. Kalau sudah kegendutan akan menjadi risiko kanker payudara, diabetes, obesitas, hipertensi, dan lain-lain,” jelas Asti.

Karena itu, ASI masih menjadi pilihan terbaik untuk membantu pertumbuhan anak.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus