Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DIA seperti ragu-ragu, berdiri menelungkup di depan lemari pakaian suaminya yang tertutup. Dari dompet suaminya di lemari itu, dia menemukan secarik kertas dengan nomor telepon dan nama pemiliknya, Sofia. Penasaran terhadap si empunya nomor, Ci Surya-diperankan Dayu Wijanto-menelepon nomor itu. Berdiri di tepi ranjang, dia menunggu telepon seluler suaminya tersambung.
"Sayang..., halo," suara perempuan terdengar di seberang sana. Ponsel itu dimatikan seketika. Roman wajah Ci Surya berubah. Matanya sedikit terbelalak, tercekat, tangannya refleks memegang bibirnya sebentar, dan ia menyandarkan tubuh di besi ranjang. Dia seperti menahan sesuatu yang sangat berat.
Dia tak histeris, tapi terasa ada sesuatu yang hilang dan sangat menyakitkan. Dayu menampilkan sosok istri setia seorang pengusaha kaya yang baru meninggal. Ci Surya adalah istri yang lugu tapi naif dan kesepian dalam film Selamat Pagi, Malam arahan sutradara Lucky Kuswandi.
Diceritakan, malam itu, Ci Surya baru menyadari bahwa selama ini ia dikhianati. Dia tergantikan oleh perempuan lain. Ia tergerak untuk mencari tahu perempuan yang bernama Sofia itu. Inilah awal petualangan Ci Surya, perempuan kaya yang lugu. Kecanggungan Ci Surya-yang tak pernah tahu dunia malam-langsung terlihat saat dia masuk ke klub malam mencari Sofia. Bergaun hitam, yang lebih cocok untuk acara resmi, ia duduk dengan sopan bersama seseorang yang rambutnya dicat pirang. Kecanggungan Ci Surya makin terlihat ketika ia minum bir murahan, saat berada di toilet, lalu ketika ditawari ekstasi di remang-remang cahaya lampu.
Dia tampil tak banyak bicara. Dari pancaran mata, roman wajahnya mencoba mencari sesuatu. Rasa sakit hati, kehilangan, kecewa, marah, depresi, dan kesepian seperti memuncak saat Ci Surya duduk di depan bar. Ia menangis ketika mendengar Sofia, perempuan selingkuhan suaminya, menyanyi.
Sutradara Lucky Kuswandi memilih Dayu Wijanto sebagai Ci Surya dalam film Selamat Pagi, Malam bukan tanpa alasan. Dia memilih Dayu karena wajahnya menyimpan banyak hal dan penuh rahasia. Tanpa pikir panjang pula Dayu, mantan pemain di Teater Populer, mengiyakan tawaran Lucky. "Saya melihat karakter Ci Surya ini menantang," ujarnya kepada Tempo.
Lucky memberi Dayu waktu yang cukup untuk memahami karakter tokoh seorang istri yang mengalami depresi, kesepian, dan dikhianati. Karakter seorang istri yang tak banyak bicara. Sebuah karakter yang diawali ketika seorang tetangga mengucapkan belasungkawa kepada Ci Surya dan memberinya buku keimanan hingga dia menemukan secarik kertas yang membawanya pada kenyataan lain.
Penonton harus bisa membaca pikiran dan perasaan Ci Surya serta ekspresi wajah dan gestur tubuhnya. Sebab, dari awal adegan hingga akhir, Ci Surya jarang tersenyum-bahkan, saat difoto bersama suaminya. Dia lebih sering tampil sendirian tanpa musik pendukung, kecuali ketika adegan di klub dangdut dan berjoget.
Untuk mendalami karakter Ci Surya, Dayu mengatakan banyak menonton film yang menampilkan sosok yang mengalami depresi, tokoh yang tak mempunyai teman, adegannya tak banyak diiringi musik, dan sangat minim dialog. Dalam satu setengah bulan persiapan, lulusan Universitas Kristen Indonesia dan New York University ini juga banyak berlatih "one on one" dengan sutradara. Lucky mengarahkan bagaimana ekspresi wajah seorang Ci Surya, yang sejak awal sampai akhir nyaris tidak pernah tersenyum, Ci Surya juga tidak boleh menghela napas panjang. Sebab, menurut sang sutradara, menghela napas panjang berarti "release". "Sedangkan Ci Surya memendam perasaannya, duka, kecewa, sedih, depresi."
Dayu juga harus menurunkan berat badan hingga lima kilogram dalam sebulan. Yang paling unik dan menyenangkan dari persiapan sebagai Ci Surya adalah ketika dia harus mabuk sampai berjoget-joget di sebuah klub dangdut bernama Lone Star. Hampir setiap hari Dayu belajar berjoget sendiri sambil melakukan riset di YouTube melihat gaya orang mabuk, dari mabuk minuman sampai obat-obatan. "Saya excited sekali saat hari mau syuting adegan mabuk. Enggak sabar, ha-ha-ha...," ujarnya.
Dayu terjun ke dunia film sepulang dari Jerman dan Amerika Serikat pada 2004. Dia terlibat dalam beberapa film, seperti Arisan 2 dan The Sun, the Moon and the Hurricane; sinetron dan FTV; serta iklan. Dayu Wijanto kami pilih sebagai pemeran wanita terbaik lantaran kemampuannya memainkan karakter Ci Surya secara wajar, tak dibuat-buat. Dia mampu memainkan sosok perempuan paruh baya yang kesepian tapi tak jatuh ke pemeranan stereotipe. Yang kuat dari aktingnya: ia mampu mengajak penonton menyelami apa yang dirasakan hanya dengan ekspresi wajah dan tubuhnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo